Jumat, 3 Oktober 2025

Breaking News

  • Pembukaan Bulan PRB 2025 di Mojokerto, Bupati Rohul : Bulan PRB Momentum Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana   ●   
  • Ini Tanggapan Pemerintah Kabupaten Bengkalis Terkait Pj. Kepala Desa   ●   
  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
Seorang Warga Mengamuk di Mapolres Meranti, Akhirnya Tewas di Terjang Timah Panas
Kamis 12 Maret 2020, 03:53 WIB
Suasana perundingan masyarakat dengan pihak Kepolisian di gedung DPRD Meranti.(Poto atas).  Korban meninggal dunia setelah tertembak oleh petugas jaga kepolisian (poto bawah)
SELATPANJANG. RIAUMADANI. COM - Seorang warga Selatpanjang Meranti tewas tertembak dimarkas Polisi Resort Kabupaten Kepulauan Meranti, Sekitar Pukul 17 : 30 Wib, desa Gogok Darussalam Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Rabu (11/03/2020).

Atas kejadian tersebut beberapa tokoh masyarakat dan aparat kepolisian melakukan musyawarah dan Perundingan di cafee Kopi Tiam, dan dilanjutkan ke gedung DPRD Meranti, dan para tokoh masyarakat beserta pihak Kepolisian berharap kepada masyarakat supaya menahan diri

Dari pantauan media ini hingga pukul 22 : 00 Wib (tadi malam) masih terlihat ratusan warga berkumpul di Kantor DPRD kabupaten kepulauan Meranti, Jalan Dorak Selatpanjang untuk memberikan keterangan yang jelas.

Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Meranti Muzamil didampingi beberapa tokoh masyarakat, tokoh Agama dan tokoh Pemuda  Meranti dan awak Media langsung mengadakan pertemuan untuk mendengarkan penjelasan kronologis kejadian dari pihak Kepolisian di Kantor DPRD Meranti.

Kapolres Meranti yang diwakili Kabag Sunda Kompol Areng ditemani Aipda Hendra menjelaskan kejadian atas penembakan warga meranti itu,

Hendra menyebutkan semula korban dibawa ke-Mapolres oleh salah satu anggotanya karna perilaku korban meresahkan warga.

Sebelum korban tewas dengan timah panas dari senjata polres Meranti itu, Hendra sempat menanyakan tempat tinggal korban dan terjadi perdebatan kecil antara pihak kepolisian dengan korban yang berujung penembakan.

"sebelumnya, salah satu anggota saya membawa orang ke Mapolres, saya tanya dengan anggota kenapa dia berbuat rusuh (keributan.red) dijalan, setelah itu saya tanya tempat tinggalnya, ia menjawab, saya tinggal di Perjuangan, di Masjid katanya," terang Aipda Hendra .

"dia (korban. red) juga bawa tas dan sebatang paralon yang digunakan untuk buat rusuh dijalan, Korban juga bertanya  apa agama saya, saya jawab islam, korbanpun langsung menjawab kafir, "tambahnya lagi.

"saat salah satu anggota reskrim datang, ia langsung mengejar dan mengajak berkelahi, Brigadir Tomi mencoba memisahkan, malah dikejar dan dipukul dengan paralon tersebut, terakhir dia mengeluarkan senjata tajam dari tasnya dan mengejar kami, dengan jarak lebih kurang 1 meter antara dia dengan Brigadir Tomi.

Untuk membela diri, Brigadir Tomi langsung mengeluarkan senjata dan menembakkannya", pungkasnya Aipda Hendra.

Mendengar dari penjelasan pihak kepolisian tersebut, Ketua LAMR Muzamil berharap kejadian ini harus cepat diselesaikan dengan tidak adanya perbedaan hukum, walaupun pelakunya penegak hukum, proses pemeriksaan olah TKP yang dilakukan oleh kepolisian harus seadil adilnya, agar tidak memicu kerusuhan yang lebih besar di kalangan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.

"saya berharap proses hukum tetap berlaku, kita menunggu hasil dari pemeriksaan pihak kepolisian saja, dan saya berharap hukum harus berlaku adil, jangan sampai memicu keributan yang lebih besar lagi,"ungkapnya.

Sempat terlambat, Wakil Bupati Meranti H.Said Hasyim setelah mendengarkan keterangan dan kronologis kejadian tersebut, Said berharap kepada masyarakat Meranti untuk tidak terbawa emosi, tidak menerima informasi yang belum jelas terkait masalah ini, karna masalah ini bukan unsur kesengajaan, 

"saya berharap kepada kita semua agar tenang, masyarakat juga jangan emosi, jangan percaya informasi yang belum jelas, ini bukan unsur kesengajaan, siapa yang bersalah pasti akan ditindak, jadi biar proses hukum berjalan" tegasnya.

Pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan tertutup, dengan anggota kurang lebih 10 orang perwakilan dari masyarakat diantaranya wakil bupati, Ketua LAMR Meranti, dan beberapa tokoh masyarakat untuk melihat kondisi jenazah di Mapolres dan akan dibawa ke RSUD guna untuk untuk pemeriksaan selanjutnya.

Sampai saat berita ini dinaikkan Kapolres Meranti belum bisa memberikan klarifikasi dan keterangan terkait identitas korban.(rls/IJL)



Editor : Tis
Kategori : Meranti
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top