
KPK Vs Polisi
Logo KPK dan Polri Int
'Cicak vs Buaya': Antara Dendam dan Kebohongan
Senin 26 Januari 2015, 01:21 WIB

PEKANBARU. Riaumadani.com - Perseteruan antara 'Cicak' [KPK] dan 'Buaya' [Polri] kembali terjadi. Entah siapa dalang dibalik perseteruan ini, setidaknya kasus tersebut menjadi potret buram bagi dunia penegakan hukum dan juga buruknya pentas politik kita saat ini.
Anehnya, konflik yang terjadi seolah-olah seperti ada yang memicunya sehingga memunculkan perseteruan 'bodoh' yang lebih parah dari pertengkaran di kalangan anak-anak.
Masih ingat di memori kita bagaimana kisruh hebat terjadi antara KPK dan Polri yang memunculkan personifikasi cicak dan buaya beberapa tahun lalu. Susno Duadji adalah orang yang menggelindingkan personifikasi KPK sebagai cicak dan Kepolisian sebagai buaya melalui pernyataannya "Cicak kok mau melawan buaya ....".
Kini, perseteruan itu kembali terjadi setelah KPK menyematkan status tersangka terhadap calon tunggal Kapolri, Komjen Pol. Budi Gunawan, dalam kasus gratifikasi. Alhasil, Presiden Joko Widodo terpaksa menunda pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri meski telah mendapat restu dari DPR RI. Beberapa hari setelah itu, Bareskrim Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang dijerat dengan kasus kesaksian palsu di sidang sengketa Pemilukada Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi, 2010.
Apapun ujung pangkal dari perseteruan ini, setidaknya publik sudah bisa membaca siapa sebenarnya yang ingin mengajak 'duel'. Kita tidak ingin mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Akan tetapi kita harus banyak belajar bagaimana membangun komunikasi politik yang santun dengan sesama teman ataupun dengan lawan politik.
Buya Hamka merupakan contoh sederhana bagi kita untuk belajar kesantunan dalam berpolitik. Dalam catatan Irfan Hamka dalam bukunya berjudul "Ayah", diuraikan bagaimana sosok Buya Hamka lebih mengedepankan kesantunan dalam berpolitik. Ada hal menarik yang diceritakan dalam buku "Ayah" tersebut. Terutama tentang bagaimana sosok pribadi Buya Hamka ketika menghadapi orang-orang yang pernah memfitnah, membenci, dan memusuhinya. Sebagai ulama yang teguh pendirian, tentu ada pihak yang tak suka dengan sikapnya.
Irfan Hamka menceritakan bagaimana sikap Buya Hamka terhadap tiga orang tokoh yang dulu pernah berseberangan secara ideologi, memusuhi, membenci, bahkan memfitnahnya. Ketiga tokoh tersebut adalah Soekarno [Presiden Pertama RI], Mohammad Yamin [tokoh perumus lambang dan dasar negara], dan Pramoedya Ananta Toer [budayawan Lembaga Kebudayaan Rakyat, organisasi seni dan budaya yang berafiliasi pada Partai Komunis Indonesia].
Anehnya, konflik yang terjadi seolah-olah seperti ada yang memicunya sehingga memunculkan perseteruan 'bodoh' yang lebih parah dari pertengkaran di kalangan anak-anak.
Masih ingat di memori kita bagaimana kisruh hebat terjadi antara KPK dan Polri yang memunculkan personifikasi cicak dan buaya beberapa tahun lalu. Susno Duadji adalah orang yang menggelindingkan personifikasi KPK sebagai cicak dan Kepolisian sebagai buaya melalui pernyataannya "Cicak kok mau melawan buaya ....".
Kini, perseteruan itu kembali terjadi setelah KPK menyematkan status tersangka terhadap calon tunggal Kapolri, Komjen Pol. Budi Gunawan, dalam kasus gratifikasi. Alhasil, Presiden Joko Widodo terpaksa menunda pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri meski telah mendapat restu dari DPR RI. Beberapa hari setelah itu, Bareskrim Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang dijerat dengan kasus kesaksian palsu di sidang sengketa Pemilukada Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi, 2010.
Apapun ujung pangkal dari perseteruan ini, setidaknya publik sudah bisa membaca siapa sebenarnya yang ingin mengajak 'duel'. Kita tidak ingin mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Akan tetapi kita harus banyak belajar bagaimana membangun komunikasi politik yang santun dengan sesama teman ataupun dengan lawan politik.
Buya Hamka merupakan contoh sederhana bagi kita untuk belajar kesantunan dalam berpolitik. Dalam catatan Irfan Hamka dalam bukunya berjudul "Ayah", diuraikan bagaimana sosok Buya Hamka lebih mengedepankan kesantunan dalam berpolitik. Ada hal menarik yang diceritakan dalam buku "Ayah" tersebut. Terutama tentang bagaimana sosok pribadi Buya Hamka ketika menghadapi orang-orang yang pernah memfitnah, membenci, dan memusuhinya. Sebagai ulama yang teguh pendirian, tentu ada pihak yang tak suka dengan sikapnya.
Irfan Hamka menceritakan bagaimana sikap Buya Hamka terhadap tiga orang tokoh yang dulu pernah berseberangan secara ideologi, memusuhi, membenci, bahkan memfitnahnya. Ketiga tokoh tersebut adalah Soekarno [Presiden Pertama RI], Mohammad Yamin [tokoh perumus lambang dan dasar negara], dan Pramoedya Ananta Toer [budayawan Lembaga Kebudayaan Rakyat, organisasi seni dan budaya yang berafiliasi pada Partai Komunis Indonesia].
Editor | : | Oleh: Aidil Haris, S.Sos., M.Si, Dosen Umri-TP |
Kategori | : | Hukum |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan