Kamis, 2 Oktober 2025

Breaking News

  • Pembukaan Bulan PRB 2025 di Mojokerto, Bupati Rohul : Bulan PRB Momentum Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana   ●   
  • Ini Tanggapan Pemerintah Kabupaten Bengkalis Terkait Pj. Kepala Desa   ●   
  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
Tahun 2020 LSM EKA dan PM Haze Perluas Lokasi Restorasi
Selasa 28 Januari 2020, 23:29 WIB


SELATPANJANG. RIAUMADANI.COM - Memasuki awal tahun 2020 Lembaga Swadaya Masyarakat Ekonomi Kreatif Andalan atau LSM EKA berencana ingin memperluas lokasi restorasi. Dengan menggandeng PM Haze niat ini ingin diwujudkan pada tahun 2020 ini yang berlokasi di Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Selain itu Restorasi tanah gambut menupayakan untuk  memperbaiki ekosistem dengan melakukan pembasahan lahan, penanaman pohon dan juga pengkayaan jenis  tanaman agar kondisi tanaman tersebut dapat  dipelihara dengan baik.

Seperti disampaikan Ridwan salah seorang penasehat mengatakan," upaya restorasi lahan gambut telah di mulai sejak tahun 2019 lalu dibantu oleh People Movement Stop Haze (PM Haze) dengan donasi-donasi yang kecil untuk memproduksi bibit kini penanaman pohon kayu alam, penanaman bibit pohon Rumbia (Sagu) serta lainnya akan tumbuh dengan baik, " kata Ridwan.

Selain itu Abdul Manan yang merupakan penasehat LSM Eka mengatakan, memulai restorasi dari tanah seluas 3 Ha yang akan menjadi contoh dalam belajar restorasi gambut. Lokasi itu saat ini telah ditanami berbagai tanaman kayu alam sebanyak 900 pohon termasuk di dalamnya tanaman Sagu.

" Sagu merupakan tanaman yang memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat kami di desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur kabupaten Meranti, Sementara kayu alam akan menjadi pohon penyeimbang kawasan ekosistem gambut, karena sagu sangat cocok dipadukan dengan berbagai tanaman alam lainnya sehingga ekosistem dapat kembali membaik dan masyarakat dapat memanen sagu sebagai gerak ekonomi mereka. Kita juga mendorong lokasi ini menjadi lokasi penelitian dan juga wisata edukasi jika memungkinkan". Jelasnya

Dengan hal yang sama Ari selaku perwakilan PM Haze juga menjelaskan, tahun 2020 ini kita ingin ekspansi ke lokasi-lokasi lainnya. Saat ini kami telah memiliki lahan 3 Hektar untuk lokasi restorasi  dan akan menambah 3 Ha lagi. Tanah yang kita gunakan semuanya adalah lahan-lahan masyarakat yang ingin bekerjasama dengan konsep pemberdayaan masyarakat.

" kami juga memperbaiki 2 buah sekat kanal di sungai kekat ini, dan kita akan memperbaiki sekat yang lainnya yang sudah rusak agar laju air gambut agar tanah di lahan-lahan ini tetap basah walaupun di musim kemarau seperti sekarang ini, di Hari ini kita juga menanam 500 pohon di lokasi ke dua, penanaman ini merupakan kegiatan pengkayaan jenis pohon karena lokasi ini telah didominasi oleh kayu mahang sehingga kita pikir kita tinggal kayakan saja dengan jenis pohon lainnya, Kita juga akan menanam 100 bibit sagu pada bagian lain lokasi ini sebagai dukungan untuk ekonomi masyarakat Sungai Tohor" katanya.

Dengan skema pemberdayaan masyarakat dan membantu ekonomi yang berkelanjutan kita harap program kecil yang dilakukan EKA bisa berdampak besar di masa yang akan datang. Pada program ini kami menggunakan bibit-bibit pohon alam yang dikembangkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kita.

Selain itu beberapa anggota LSM EKA juga saat ini sedang mendata lahan-lahan lainnya yang berpotensi untuk dilakukan restorasi dan pemulihan ekosistem gambut, Pada musim kemarau seperti sekarang ini kita juga koordinasi dengan Kepala Desa untuk membuat himbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembersihan lahan menggunakan api karena hal tersebut bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, sementara kabut asap menyebabkan kesehatan terganggu dan kebakaran  bisa melumpuhkan ekonomi desa ini". Tutup Ari.

Lahan gambut sangat rentan terhadap api, kebakaran di lahan gambut hampir seluruhnya dikarenakan karena manusia, disamping itu kanal-kanal besar menyebabkan air di lahan gambut menyusut dengan cepat dan menyebabkan lahan gambut mudah kering dan mudah terbakar. Lahan gambut yang telah rusak sangat sulit dikembalikan seperti sedia kala. Langkah pencegahan tentu akan lebih baik dari pada kita mengobati.  Masyarakat yang sadar dan teredukasi adalah kunci penting terpeliharanya lahan-lahan gambut yang kita miliki. (IJL/rls)



Editor : Tis
Kategori : Meranti
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top