
Nasdem Kritik Jokowi Gegara Banjir, Demi Citra Anies?
Kamis 23 Januari 2020, 12:28 WIB

Nasdem Kritik Jokowi Gegara Banjir, Demi Citra Anies?
JAKARTA. RIAUMADANI. COM - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut tidak perlu ada ide-ide baru untuk mengatasi banjir di Jakarta menuai kritikan. Yang menarik kritik itu justru dilayangkan oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Tidak hanya itu, Nasdem justru memuji penanganan yang sudah dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
"Pak Jokowi kan juga mantan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemerintahan dia sendiri dia juga belum berhasil untuk menanggulangi banjir," kata Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino kepada wartawan, Rabu (22/1/2020), seperti dilansir detik.com, Kamis (23/1/2020).
"Soal penanganan, kita harus angkat topi kepada Anies kemarin. Dia adalah gubernur tercepat dalam penanganan banjir. Kita objektif. Titik pengungsian juga paling sedikit di daerah terdampak. Banjir di Jakarta empat hari selesai. Titik terakhir adalah Semanan. Kami langsung investigasi khusus," lanjutnya.
Menurut Wibi, banjir hebat di Jakarta pada awal tahun tak lepas dari dampak curah hujan yang disebut tertinggi dalam 1,5 abad terakhir.
Ia lantas mengatakan, permasalahan banjir di ibu kota harus ditangani secara luar biasa. Khusus Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta, Wibi menyebut sudah melakukan diskusi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk mencari tahu bagaimana solusi terbaik mengatasi banjir Jakarta.
Ia kemudian menyebutkan ada ide baru, yaitu membangun tanggul pada jarak 16 kilometer dari daratan Jakarta. Tanggul ini berbeda dengan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant see wall yang sudah digagas beberapa tahun lalu.
"Ini jaraknya lebih jauh ketimbang NCICD, namun biayanya lebih murah. Yang ini hanya Rp 150 triliun," kata Wibi.
Tanggul itu, lanjut dia, bisa menjadi waduk di laut untuk menampung air yang mengalir deras dari 13 sungai di daratan Jakarta. Tidak hanya itu, tanggul itu juga bisa menjadi pembangkit listri serta menjadi sumber air bersih bagi warga ibu kota.
"Masalah banjir ini harus ada extraordinary idea, di luar pikiran-pikiran lampau," ujar Wibi.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jokowi mengungkapkan masterplan untuk mengatasi banjir di Jakarta sudah ada sejak 1973. Tahapan demi tahapan pun sudah terang.
"Jadi nggak usah ada ide-ide baru, masterplannya sudah ada kok. Sungai semuanya dilebarkan, teknisnya mau pakai normalisasi, naturalisasi, silakan, tapi dilebarkan semua sungai itu yang tengah, semua sungai harus dilebarkan," kata Jokowi.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Hendri Satrio menilai kritik Nasdem bertujuan untuk menjaga citra baik Anies. Sikap Nasdem yang membandingkan Jokowi dengan Anies juga dinilai sebagai upaya menyetarakan kedua tokoh itu.
"Ini kan strateginya sama juga ketika PDIP mem-branding Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma yang wali kota kemudian dibandingkannya dengan Anies Baswedan yang menjadi gubernur," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (22/1/2020), seperti dikutip detik.com, Kamis (23/1/2020).
"Jadi cukup jeli nih politisi-politisi kita. Dan yang jelas, dibandingkan dengan Jokowi, benar-benar meningkatkan level popularitas Anies Baswedan menjadi selevel dengan Pak Jokowi walaupun masih dalam pencitraan popularitas," imbuhnya.
Hendri menuturkan, politik di Indonesia itu tak terlepas dari istilah champion of politics.
"Champion-nya Nasdem ini saat ini adalah Anies Baswedan. Minimal, hingga saat ini dan belum tergantikan pasca-undangan Gondangdia beberapa bulan lalu yang dilakukan oleh Surya Paloh (Ketua Umum DPP Nasdem)," ujar Hendri.
"Nah kenapa kemudian Nasdem berani mengkritisi Jokowi? Nah karena itu tadi, hingga saat ini dan ke depan kelihatannya champion-nya Nasdem adalah Anies Baswedan. Maka dia perlu menjaga itu dan perlu terus menerus mengkomunikasikan hal baik tentang Anies Baswedan. Karena lagi jadi spotlight juga kan, lagi jadi perhatian kan Anies Baswedan," lanjutnya.*sumber CNBC Indonesia
"Pak Jokowi kan juga mantan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemerintahan dia sendiri dia juga belum berhasil untuk menanggulangi banjir," kata Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino kepada wartawan, Rabu (22/1/2020), seperti dilansir detik.com, Kamis (23/1/2020).
"Soal penanganan, kita harus angkat topi kepada Anies kemarin. Dia adalah gubernur tercepat dalam penanganan banjir. Kita objektif. Titik pengungsian juga paling sedikit di daerah terdampak. Banjir di Jakarta empat hari selesai. Titik terakhir adalah Semanan. Kami langsung investigasi khusus," lanjutnya.
Menurut Wibi, banjir hebat di Jakarta pada awal tahun tak lepas dari dampak curah hujan yang disebut tertinggi dalam 1,5 abad terakhir.
Ia lantas mengatakan, permasalahan banjir di ibu kota harus ditangani secara luar biasa. Khusus Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta, Wibi menyebut sudah melakukan diskusi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk mencari tahu bagaimana solusi terbaik mengatasi banjir Jakarta.
Ia kemudian menyebutkan ada ide baru, yaitu membangun tanggul pada jarak 16 kilometer dari daratan Jakarta. Tanggul ini berbeda dengan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant see wall yang sudah digagas beberapa tahun lalu.
"Ini jaraknya lebih jauh ketimbang NCICD, namun biayanya lebih murah. Yang ini hanya Rp 150 triliun," kata Wibi.
Tanggul itu, lanjut dia, bisa menjadi waduk di laut untuk menampung air yang mengalir deras dari 13 sungai di daratan Jakarta. Tidak hanya itu, tanggul itu juga bisa menjadi pembangkit listri serta menjadi sumber air bersih bagi warga ibu kota.
"Masalah banjir ini harus ada extraordinary idea, di luar pikiran-pikiran lampau," ujar Wibi.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jokowi mengungkapkan masterplan untuk mengatasi banjir di Jakarta sudah ada sejak 1973. Tahapan demi tahapan pun sudah terang.
"Jadi nggak usah ada ide-ide baru, masterplannya sudah ada kok. Sungai semuanya dilebarkan, teknisnya mau pakai normalisasi, naturalisasi, silakan, tapi dilebarkan semua sungai itu yang tengah, semua sungai harus dilebarkan," kata Jokowi.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Hendri Satrio menilai kritik Nasdem bertujuan untuk menjaga citra baik Anies. Sikap Nasdem yang membandingkan Jokowi dengan Anies juga dinilai sebagai upaya menyetarakan kedua tokoh itu.
"Ini kan strateginya sama juga ketika PDIP mem-branding Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma yang wali kota kemudian dibandingkannya dengan Anies Baswedan yang menjadi gubernur," kata Hendri kepada wartawan, Rabu (22/1/2020), seperti dikutip detik.com, Kamis (23/1/2020).
"Jadi cukup jeli nih politisi-politisi kita. Dan yang jelas, dibandingkan dengan Jokowi, benar-benar meningkatkan level popularitas Anies Baswedan menjadi selevel dengan Pak Jokowi walaupun masih dalam pencitraan popularitas," imbuhnya.
Hendri menuturkan, politik di Indonesia itu tak terlepas dari istilah champion of politics.
"Champion-nya Nasdem ini saat ini adalah Anies Baswedan. Minimal, hingga saat ini dan belum tergantikan pasca-undangan Gondangdia beberapa bulan lalu yang dilakukan oleh Surya Paloh (Ketua Umum DPP Nasdem)," ujar Hendri.
"Nah kenapa kemudian Nasdem berani mengkritisi Jokowi? Nah karena itu tadi, hingga saat ini dan ke depan kelihatannya champion-nya Nasdem adalah Anies Baswedan. Maka dia perlu menjaga itu dan perlu terus menerus mengkomunikasikan hal baik tentang Anies Baswedan. Karena lagi jadi spotlight juga kan, lagi jadi perhatian kan Anies Baswedan," lanjutnya.*sumber CNBC Indonesia
Editor | : | Tis |
Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan