
Kanal Lahan Pengusaha Buat Ratusan Petani Di Kuala Kampar Menjerit
Minggu 10 November 2019, 22:14 WIB

PELALAWAN. RIAUMADANI. COM - Kekeringan lahan pertanian sawah, resahkan ratusan petani masyarakat Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Bukan karena musim panas tapi akibat kanal dilahan milik pengusaha.
Musim kemarau yang berkepanjangan sudah pernah melanda selama puluhan tahun kami bercocok tanam, tapi tidak pernah mengalami gagal tanam padi seperti saat ini, keluh Kamar (43) kepada media ini pada Minggu (10/11/19) dilokasi lahan tersebut.
Kamar yang memiliki dua orang anak itu menuturkan, akibat kanal yang dibuat oleh seorang pengusaha kaya keturunan tionghoa bernama Awi yang tinggal di Tanjung Batu, lahan sawah kami kering. Jika kekeringan ini tidak teratasi segera mungkin, seluruh petani sawah yang terdampak, terancam tidak akan bisa tanam padi tahun ini. Masa depan petani sawah disini pasti suram karena seluruhnya tidak ada mata pencaharian selain bercocok tanam padi di sawah, jelasnya.
Dikatakanya lagi, petani kebun sawah disini rata-rata memiliki dua hingga empat jalur atau setengah hingga satu hektar ladang sawah. Sedangkan lahan yang telah dikuasai oleh Awi yang sudah dibuatkan kanal, memiliki luas ratusan hektar.
Biasanya bulan ini sudah masuk musim tanam padi bagi petani sawah. Sekarang setidaknya padi sudah setinggi lutut. Tapi karena kekeringan tanah, bibit padi tak bisa tanam, sampai sekarang belum ada satupun yang menanam padi, keluhnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Mula (72) yang mengaku sudah kelola sawah miliknya yang seluas 1 hektar lebih 15 tahun. "Biasanya asal turun hujan sebentar saja, kami sudah bisa nanam padi. Tetapi akibat sudah ada kanal dilokasi sawah kami, semua tidak bisa tanam padi. Sehingga terpaksa menunggu curah hujan lebat dan lama. Juga menunggu bibit padi harus agak tinggi supaya bertahan hidup dari kekeringan tanah itu," tandas kakek tua itu.
Begitu juga dikeluhkan Zaini (68) salah seorang petani sawah yang terkena dampak kekeringan dilokasi tersebut. Selama tujuh tahun sudah mengelola ladang sawah milik Haris Sonson secara sewa, tidak pernah gagal tanam. Namun setelah diblok dengan membuat kanal oleh Awi pada tahun ini, total tidak bisa tanam karena lahan kering sampai tanahnya pecah-pecah, ujarnya mengeluh.
Zaini mengaku hanya menggantungkan hidup dari hasil bercocok tanam padi selama 7 tahun menyewa sawah seluas dua jalur atau setara dengan setengah hektar. Dua jalur setiap panen bayar 100 Kg beras kepada pemilik lahan. Ironisnya, sejak ada kanal pada tahun ini, sudah tidak bisa lagi menanam padi karena tanahnya kering, sebutnya.
Sekretaris kelompok tani Sinar Baru Desa Sei Solok Arip (30) juga menuturkan keresahan yang senada dengan petani lainnya. Akibat kanal yang dibuat dilahan milik Awi, semua petani sawah tidak bisa lagi menanam padi, sebutnya sedih.
Kelompok tani Sinar Baru Desa Sei Solok telah mengolah sawah selama sepuluh tahun dilahan tersebut. Tidak pernah memgalami kekeringan tanah yang membuat gagal tanam padi seperti saat ini. Sejak dibuatkan kanal pada bulan Maret 2019 ini oleh Awi yang memiliki lahan ratusan hektar dilokasi itu, ratusan keluarga petani sawah terancam gagal tanam padi. Pada hal ratusan keluarga petani sawah tersebut tidak memiliki mata pencaharian selain dari kebun sawah, sebut Arip dengan penuh kesal.
Ironisnya, permasalah itu sudah pernah dikeluhkan langsung kepada Awi, tapi tidak direspon justru menghindar dari petani. Masalah ini merupakan ancaman besar kepada seluruh petani sawah terutama disekeliling lahan milik Awi itu, terang Arip.
Anwar (52) selaku ketua kelompok tani Tunas Baru 5 Desa Sungai Bagan juga menuturkan yang senada dengan itu. Sebelumnya pernah musim panas yang panjang tapi masih bisa tanam padi. Namun setelah Awi membuat kanal, lahan kami langsung kekeringan. Jadi untuk bisa nanam padi saat ini, harus menunggu curah hujan yang cukup deras dan berhari-hari. Kalau tidak begitu, padi tidak akan mau hidup, tuturnya.
Cara membuat kanal ini sudah benar-benar merusak ladang kami, tanda Anwar penuh kesal. Kami semua tidak ada usaha lain selain bertani sawah. Jadi kalau masalah kekeringan ini tidak bisa diatasi secepatnya, kami petani sawah semua yang terdampak kekeringan ini, lambat laun akan mati, tukasnya.
Sekretaris Desa Sei Solok Abdul Muin yang ditemui ditempat terpisah mengaku kalau Awi sudah minta izin secara lisan untuk membuat kanal itu. Tapi izin secara tertulis dari desa tidak ada.
Dijelaskan Muin, Awi menguasai lahan itu dengan merintis mulai dari hutan belukar yang dikelola secara kelompok tani. Awalnya lahan itu dijadikan sebagai kebun kelapa oleh Awi. Tapi tanaman kelapa gagal tidak berhasil, sehingga sekarang mau beralih menjadi lahan perkebunan sawah, terangnya.
Dikatatakannya lagi, izin dari desa untuk pengelolaan lahan milik Awi belum ada. Begitu juga dengan bangunan gedung sarang burung walet milik Awi, tidak ada kantongi IMB (izin mendirikan bangunan). Desa Sungai Solok sudah mengeluarkan surat rekomendasi, sehingga Awi hanya mengantongi surat keterangan yang dikeluarkan pihak Kecamatan untuk mendirikan 5 unit bangunan sarang burung walet tersebut.
Anehnya ketika kontak person Awi dihubungi berulang kali, tidak diangkatnya. Konfirmasi melalui WA "lahan itu bukan milik saya pak. Saya hanya membantu mengolah," ucap Awi memberi jawaban terkesan menghindar. (Sona)
Musim kemarau yang berkepanjangan sudah pernah melanda selama puluhan tahun kami bercocok tanam, tapi tidak pernah mengalami gagal tanam padi seperti saat ini, keluh Kamar (43) kepada media ini pada Minggu (10/11/19) dilokasi lahan tersebut.
Kamar yang memiliki dua orang anak itu menuturkan, akibat kanal yang dibuat oleh seorang pengusaha kaya keturunan tionghoa bernama Awi yang tinggal di Tanjung Batu, lahan sawah kami kering. Jika kekeringan ini tidak teratasi segera mungkin, seluruh petani sawah yang terdampak, terancam tidak akan bisa tanam padi tahun ini. Masa depan petani sawah disini pasti suram karena seluruhnya tidak ada mata pencaharian selain bercocok tanam padi di sawah, jelasnya.
Dikatakanya lagi, petani kebun sawah disini rata-rata memiliki dua hingga empat jalur atau setengah hingga satu hektar ladang sawah. Sedangkan lahan yang telah dikuasai oleh Awi yang sudah dibuatkan kanal, memiliki luas ratusan hektar.
Biasanya bulan ini sudah masuk musim tanam padi bagi petani sawah. Sekarang setidaknya padi sudah setinggi lutut. Tapi karena kekeringan tanah, bibit padi tak bisa tanam, sampai sekarang belum ada satupun yang menanam padi, keluhnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Mula (72) yang mengaku sudah kelola sawah miliknya yang seluas 1 hektar lebih 15 tahun. "Biasanya asal turun hujan sebentar saja, kami sudah bisa nanam padi. Tetapi akibat sudah ada kanal dilokasi sawah kami, semua tidak bisa tanam padi. Sehingga terpaksa menunggu curah hujan lebat dan lama. Juga menunggu bibit padi harus agak tinggi supaya bertahan hidup dari kekeringan tanah itu," tandas kakek tua itu.
Begitu juga dikeluhkan Zaini (68) salah seorang petani sawah yang terkena dampak kekeringan dilokasi tersebut. Selama tujuh tahun sudah mengelola ladang sawah milik Haris Sonson secara sewa, tidak pernah gagal tanam. Namun setelah diblok dengan membuat kanal oleh Awi pada tahun ini, total tidak bisa tanam karena lahan kering sampai tanahnya pecah-pecah, ujarnya mengeluh.
Zaini mengaku hanya menggantungkan hidup dari hasil bercocok tanam padi selama 7 tahun menyewa sawah seluas dua jalur atau setara dengan setengah hektar. Dua jalur setiap panen bayar 100 Kg beras kepada pemilik lahan. Ironisnya, sejak ada kanal pada tahun ini, sudah tidak bisa lagi menanam padi karena tanahnya kering, sebutnya.
Sekretaris kelompok tani Sinar Baru Desa Sei Solok Arip (30) juga menuturkan keresahan yang senada dengan petani lainnya. Akibat kanal yang dibuat dilahan milik Awi, semua petani sawah tidak bisa lagi menanam padi, sebutnya sedih.
Kelompok tani Sinar Baru Desa Sei Solok telah mengolah sawah selama sepuluh tahun dilahan tersebut. Tidak pernah memgalami kekeringan tanah yang membuat gagal tanam padi seperti saat ini. Sejak dibuatkan kanal pada bulan Maret 2019 ini oleh Awi yang memiliki lahan ratusan hektar dilokasi itu, ratusan keluarga petani sawah terancam gagal tanam padi. Pada hal ratusan keluarga petani sawah tersebut tidak memiliki mata pencaharian selain dari kebun sawah, sebut Arip dengan penuh kesal.
Ironisnya, permasalah itu sudah pernah dikeluhkan langsung kepada Awi, tapi tidak direspon justru menghindar dari petani. Masalah ini merupakan ancaman besar kepada seluruh petani sawah terutama disekeliling lahan milik Awi itu, terang Arip.
Anwar (52) selaku ketua kelompok tani Tunas Baru 5 Desa Sungai Bagan juga menuturkan yang senada dengan itu. Sebelumnya pernah musim panas yang panjang tapi masih bisa tanam padi. Namun setelah Awi membuat kanal, lahan kami langsung kekeringan. Jadi untuk bisa nanam padi saat ini, harus menunggu curah hujan yang cukup deras dan berhari-hari. Kalau tidak begitu, padi tidak akan mau hidup, tuturnya.
Cara membuat kanal ini sudah benar-benar merusak ladang kami, tanda Anwar penuh kesal. Kami semua tidak ada usaha lain selain bertani sawah. Jadi kalau masalah kekeringan ini tidak bisa diatasi secepatnya, kami petani sawah semua yang terdampak kekeringan ini, lambat laun akan mati, tukasnya.
Sekretaris Desa Sei Solok Abdul Muin yang ditemui ditempat terpisah mengaku kalau Awi sudah minta izin secara lisan untuk membuat kanal itu. Tapi izin secara tertulis dari desa tidak ada.
Dijelaskan Muin, Awi menguasai lahan itu dengan merintis mulai dari hutan belukar yang dikelola secara kelompok tani. Awalnya lahan itu dijadikan sebagai kebun kelapa oleh Awi. Tapi tanaman kelapa gagal tidak berhasil, sehingga sekarang mau beralih menjadi lahan perkebunan sawah, terangnya.
Dikatatakannya lagi, izin dari desa untuk pengelolaan lahan milik Awi belum ada. Begitu juga dengan bangunan gedung sarang burung walet milik Awi, tidak ada kantongi IMB (izin mendirikan bangunan). Desa Sungai Solok sudah mengeluarkan surat rekomendasi, sehingga Awi hanya mengantongi surat keterangan yang dikeluarkan pihak Kecamatan untuk mendirikan 5 unit bangunan sarang burung walet tersebut.
Anehnya ketika kontak person Awi dihubungi berulang kali, tidak diangkatnya. Konfirmasi melalui WA "lahan itu bukan milik saya pak. Saya hanya membantu mengolah," ucap Awi memberi jawaban terkesan menghindar. (Sona)
Editor | : | Tis |
Kategori | : | Pelalawan |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan