Vusualisasi Peristiwa 5 Januari 1945
Danrem 031 Wira Bima dan Bupati Inhu Teteskan Air Mata Saat Visualisasi Peristiwa 5 Januari 1949
Selasa 06 Januari 2015, 00:25 WIB
INHU, Riaumadani. com - Dua kapal perang milik Belanda datang dari arah Tembilahan. Kemudian secara tiba-tiba mendarat di Sungai Indragiri, Senin, 5 Januari 2015, sekitar pukul 09.00 Wib. Dari dalam kapal perang bernama Gajah Merah, ratusan pasukan baret merah Belanda atau sering disebut Korp Spesialie Tropen [KST] dibawah komando Kapten Skendel keluar dan membakar Markas Kodim, Markas Polisi, stasiun radio, sentral telepon, gudang pelabuhan hingga Rumah Sakit.
Kedatangan dua kapal perang Gajah Merah tersebut setelah sebelumnya pesawat Belanda membombardir Kota Rengat dan menerjunkan pasukan payung. Seketika bunyi bom yang meledak di tanah bersatu dengan pekik histeris warga yang panik.
Dengan senjata otomatis dan modern, pasukan Belanda semakin ganas dan kejam. Mereka tidak bisa lagi membedakan antara Tentara Rakyat Indonesia [TRI], dengan masyarakat sipil. Para Serdadu Belanda menembaki anak-anak, ibu hamil dan orang tua dengan membabi buta.
Tidak puas sampai di situ, Serdadu Belanda kemudian mengumpulkan lebih 2.000 penduduk dari segala penjuru Rengat. Mereka kemudian di bariskan di pinggir Sungai Indragiri dan setelah itu terjadilah pembantaian massal. Sungai Indragiri yang kala itu tengah banjir, seketika berubah warna menjadi merah, karena bercampur darah.
Bupati Indragiri Tulus yang mendapatkan laporan tentang penyerbuan tentara Belanda memilih tetap bertahan di Kota Rengat. Namun beliau kemudian ditembak oleh Serdadu Belanda didepan istri dan anak-anaknya. Jasadnya dibuang di Sungai Indragiri bersama jasad ajudannya Tandean yang turut ditembak tentara Belanda.
Itulah sepenggal visualisasi kilas balik peristiwa 5 Januari 1949 yang ditampilkan sekitar 250 orang pemain dari berbagai latar belakang pada peringatan peristiwa bersejarah di Kota Rengat, Senin [05/01/2015].
Visualisasi ini terasa lebih nyata dan menyentuh karena langsung menggunakan peralatan perang seperti senjata milik TNI, Tagboad yang sudah didesain menyerupai kapal perang Belanda, serta dentuman bunyi bom dan meriam yang memekakkan telinga.
Bahkan saking terharu dan sedihnya menyaksikan visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 tersebut, Bupati Inhu H Yopi Arianto, Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto, pelaku sejarah Imron Suherman dan saksi sejarah Dwi Yana yang merupakan cucu dari Bupati Tulus, tampak meneteskan airmata.
Bupati Inhu, H Yopi Arianto beberapa kali terlihat menyeka airmatanya dengan menggunakan tisu. Hal itu juga dilakukan Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto hingga matanya terlihat sembab. Bahkan cucu Bupati Tulus, Dwi Yana tertunduk sembari terisak ketika melihat adegan kakeknya dibunuh dengan kejam oleh Belanda, dan jasadnya dibuang ke Sungai Indragiri.
Sebelum penampilan visualisasi tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan upacara peringatan peristiwa 5 Januari 1949 tepat di depan tugu agresi. Usai pagelaran visualisasi tersebut dilakukan tabur bunga di Sungai Indragiri oleh Bupati Inhu H Yopi Arianto, Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto, Wakil Bupati Inhu H Harman Harmaini, Ketua DPRD Inhu Miswanto, Dandim Inhu Letkol A Panjaitan, Kapolres Inhu AKBP Ari Wibowo, Sekda Inhu Raja Erisman, Ketua DPC Pemuda Panca Marga [PPM] Inhu Herizal, para pelaku sejarah/ veteran, dan para saksi sejarah.
Bupati Inhu H Yopi Arianto mengakui dirinya menangis ketika menyaksikan visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 tersebut. Ia merasakan bagaimana situasi yang terjadi pada saat itu, hingga ribuan masyarakat menjadi korban kekejaman Serdadu Belanda.
"Ini merupakan yang pertamakalinya kita tampilkan visualisasi peristiwa 5 Januari 1949. Saya punya cita-cita dan berujar, mudah-mudahan tahun depan kita bisa tampilkan juga visualisasi terjun payung pasukan Serdadu Belanda dengan menggunakan pesawat Hercules," ujarnya.
Bupati juga menyampaikan permohonan maaf jika dalam visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 ada yang tidak sesuai dan ia berharap peristiwa bersejarah tersebut bisa menjadi pelajaran bersama untuk semua generasi muda di Inhu didalam mengisi Kemerdekaan untuk turut berperan serta didalam mengisi pembangunan.
Selain itu, Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto mengungkapkan bahwa dari visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 tersebut tergambar begitu banyak pejuang yang gugur. Karena itu, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya."Luar biasa visualisasi yang ditampilkan, saya terharu dan sampai sekarang mata saya masih sembab,"ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPC- PPM Inhu, Herizal mengungkapkan bahwa visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 kembali membuka ingatan kita tentang kekejaman Serdadu Belanda saat membantai rakyat Indragiri. Ia mengaku merinding melihat adegan tadi. Saya tidak sanggup membayangkan adegan ribuan rakyat Indragiri di bantai dan mayatnya dihanyutkan di sungai Indragiri,"akunya, dengan nada parau, sembari menyeka air matanya.
Sambung Herizal, "Mari kita doakan semoga arwah para pejuang diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Saya berpesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan sejarah Indragiri," pesannya. **
Kedatangan dua kapal perang Gajah Merah tersebut setelah sebelumnya pesawat Belanda membombardir Kota Rengat dan menerjunkan pasukan payung. Seketika bunyi bom yang meledak di tanah bersatu dengan pekik histeris warga yang panik.
Dengan senjata otomatis dan modern, pasukan Belanda semakin ganas dan kejam. Mereka tidak bisa lagi membedakan antara Tentara Rakyat Indonesia [TRI], dengan masyarakat sipil. Para Serdadu Belanda menembaki anak-anak, ibu hamil dan orang tua dengan membabi buta.
Tidak puas sampai di situ, Serdadu Belanda kemudian mengumpulkan lebih 2.000 penduduk dari segala penjuru Rengat. Mereka kemudian di bariskan di pinggir Sungai Indragiri dan setelah itu terjadilah pembantaian massal. Sungai Indragiri yang kala itu tengah banjir, seketika berubah warna menjadi merah, karena bercampur darah.
Bupati Indragiri Tulus yang mendapatkan laporan tentang penyerbuan tentara Belanda memilih tetap bertahan di Kota Rengat. Namun beliau kemudian ditembak oleh Serdadu Belanda didepan istri dan anak-anaknya. Jasadnya dibuang di Sungai Indragiri bersama jasad ajudannya Tandean yang turut ditembak tentara Belanda.
Itulah sepenggal visualisasi kilas balik peristiwa 5 Januari 1949 yang ditampilkan sekitar 250 orang pemain dari berbagai latar belakang pada peringatan peristiwa bersejarah di Kota Rengat, Senin [05/01/2015].
Visualisasi ini terasa lebih nyata dan menyentuh karena langsung menggunakan peralatan perang seperti senjata milik TNI, Tagboad yang sudah didesain menyerupai kapal perang Belanda, serta dentuman bunyi bom dan meriam yang memekakkan telinga.
Bahkan saking terharu dan sedihnya menyaksikan visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 tersebut, Bupati Inhu H Yopi Arianto, Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto, pelaku sejarah Imron Suherman dan saksi sejarah Dwi Yana yang merupakan cucu dari Bupati Tulus, tampak meneteskan airmata.
Bupati Inhu, H Yopi Arianto beberapa kali terlihat menyeka airmatanya dengan menggunakan tisu. Hal itu juga dilakukan Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto hingga matanya terlihat sembab. Bahkan cucu Bupati Tulus, Dwi Yana tertunduk sembari terisak ketika melihat adegan kakeknya dibunuh dengan kejam oleh Belanda, dan jasadnya dibuang ke Sungai Indragiri.
Sebelum penampilan visualisasi tersebut, terlebih dahulu dilaksanakan upacara peringatan peristiwa 5 Januari 1949 tepat di depan tugu agresi. Usai pagelaran visualisasi tersebut dilakukan tabur bunga di Sungai Indragiri oleh Bupati Inhu H Yopi Arianto, Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto, Wakil Bupati Inhu H Harman Harmaini, Ketua DPRD Inhu Miswanto, Dandim Inhu Letkol A Panjaitan, Kapolres Inhu AKBP Ari Wibowo, Sekda Inhu Raja Erisman, Ketua DPC Pemuda Panca Marga [PPM] Inhu Herizal, para pelaku sejarah/ veteran, dan para saksi sejarah.
Bupati Inhu H Yopi Arianto mengakui dirinya menangis ketika menyaksikan visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 tersebut. Ia merasakan bagaimana situasi yang terjadi pada saat itu, hingga ribuan masyarakat menjadi korban kekejaman Serdadu Belanda.
"Ini merupakan yang pertamakalinya kita tampilkan visualisasi peristiwa 5 Januari 1949. Saya punya cita-cita dan berujar, mudah-mudahan tahun depan kita bisa tampilkan juga visualisasi terjun payung pasukan Serdadu Belanda dengan menggunakan pesawat Hercules," ujarnya.
Bupati juga menyampaikan permohonan maaf jika dalam visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 ada yang tidak sesuai dan ia berharap peristiwa bersejarah tersebut bisa menjadi pelajaran bersama untuk semua generasi muda di Inhu didalam mengisi Kemerdekaan untuk turut berperan serta didalam mengisi pembangunan.
Selain itu, Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto mengungkapkan bahwa dari visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 tersebut tergambar begitu banyak pejuang yang gugur. Karena itu, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya."Luar biasa visualisasi yang ditampilkan, saya terharu dan sampai sekarang mata saya masih sembab,"ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPC- PPM Inhu, Herizal mengungkapkan bahwa visualisasi peristiwa 5 Januari 1949 kembali membuka ingatan kita tentang kekejaman Serdadu Belanda saat membantai rakyat Indragiri. Ia mengaku merinding melihat adegan tadi. Saya tidak sanggup membayangkan adegan ribuan rakyat Indragiri di bantai dan mayatnya dihanyutkan di sungai Indragiri,"akunya, dengan nada parau, sembari menyeka air matanya.
Sambung Herizal, "Mari kita doakan semoga arwah para pejuang diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Saya berpesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan sejarah Indragiri," pesannya. **
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Sabtu 18 Mei 2024, 08:45 WIB
*TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*
Sabtu 18 Mei 2024
*TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*
Kamis 16 Mei 2024
Keindahan Kiswah Ka'bah di Jakarta dari Perspektif Arsitek dan Ulama
Kamis 16 Mei 2024
RUDI WALKER PURBA BERHARAP PENYELESAIAN KONFLIK PT. RPI DENGAN WARGA KEDEPANKAN KEARIFAN LOKAL*
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 06:11 WIB
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 15 Mei 2024
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
Rahmansyah Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Walikota Pekanbaru ke PKB dan Nasdem