
Festival Bono Surfing 2018
Pemkab Pelalawan Sukses Gelar Event Pariwisata Nusantara Festival Bono Surfing 2018
Pemkab Pelalawan Sukses Gelar Event Pariwisata Nusantara Festival Bono Surfing 2018
Rabu 28 November 2018, 05:00 WIB

Pangkalan Kerinci. RIAUMADANI. com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pelalawan sukses menggelar event pariwisata nusantara Festival Bono Surfing yang berlangsung selama tiga hari, 22 hingga 24 November 2018 diikuti oelj peselancar profesional dunia maupun lokal.
Bono Surfing atau Bekudo Bono di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau telah masuk dalam event kalender pariwisata nasional.
Wakil Bupati Pelalawan, H Zardewan MM dalam sambutannya menyebutkan selama ini Pemerintah Daerah (Pemda) sudah berupaya maksimal membangun kawasan wisata Ombak Bono, termasuk mempublikasikan ke dunia internasional.
Termasuk infrastruktur penunjang. Mulai dari pembangunan akses jalan, areal parkir, hingga fasilitas pendukung lainnya di wilayah tersebut. Namun begitu, membangun wisata Bono tidak cukup hanya dengan tangan Pemda saja.
Keterlibatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau serta Pemerintah Pusat melalui Kemenpar RI.
"Tentu saja Pemda sangat membutuhkan dukungan dalam bentuk pembangunan di wisata Bono dari pusat dan daerah. Kalau hanya Pemda, tidak bisa maksimal," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan, Andi Yuliandri menjelaskan, rangkaian event Bono Surfing di Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti dimulai sejak, 22 - 24 November 2018.
Agenda event Bono Surfing dimulai dengan beberapa permainan rakyat yang menjadi kearifan lokal. Seperti gasing, enggrang, bakiak, permainan gala dan permainan tradisional lainnya.
Terkait penamaan festival ini, kementrian lebih menginginkan dengan nama Bono Surfing. Soal anggaran kegiatan ini, sebut Andi Yuliandri. "Untuk pelaksanaan kegiatan festival Bono Surfing ini, Kementrian menganggarkan dana sebesar Rp 1 miliar, namun bukan dalam bentuk uang," ujarnya.
Ia menguraikan, untuk kegiatan penyelenggaraan acara di daerah Kementrian menganggarkan sebesar Rp 400 juta. Sementara sebesar Rp 600 juta nya dalam bentuk media informasi (promosi media) yang dikelola langsung oleh Kementrian.
Meskipun event wisata tahunan ini menjadi kalender nusantara, namun bukan berarti daerah lepas tangan. "Yang Rp 400 juta itu tidak dalam bentuk uang, namun sudak dalam bentuk kegiatan. Mereka lelang. Artinya kita sudah terima bersih saja," tandas Andi Yuliandri.
Cerita Mistis Bono
Bagi masyarakat di Semenanjung Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, gelombang bono tidak bisa dilepaskan dari aspek kehidupan dan cerita mistis.
Kekuatan gelombang Bono yang bergulung bisa menyapu dan menerjang apa saja yang ditemuinya, bahkan dapat mendatangkan musibah.
Gelombang yang muncul beberapa kali dalam setahun, kerap dianggap sebagai kekuatan supranatural dan pertanda alam. Hitungan Bono muncul hingga puncaknya mengikuti hitungan bulan Arab. Tentu ada kaitannya dengan Islam dan juga identik dengan Budaya Melayu.
Wujud pertemuan arus sungai dan gelombang laut Selat Malaka di Sungai Kampar diyakini sebagai wujud hantu penguasa kuala yang berjumlah tujuh.
Cerita yang berkembang di tengah masyarakat, ketika zaman Belanda, satu hantu ditembak dengan meriam dan akhirnya menghilang. Hingga kini, hanya ada enam hantu yang berwujud dalam gelombang Bono.
Cerita mistis ini tidak selalu menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian kelompok masyarakat. Bagi mereka, Bono merupakan suatu anugerah alam dan menjadi sarana permainan untuk menahlukkan alam.
Hanya dengan helai-helai papan, daun nipah, atau batang pisang, cukup bagi mereka untuk beraksi dalam permainan anak pedalaman ini. Setelah terexpos, warga asing mulai datang dan mengenali ombak yang konon hanya ada saingannya di Brasil.
Sejak tahun 2011, mulai datang para wisatawan manca negera untuk berselancar di Kuala Sungai Kampar. Gelombang "enam hantu" ini pun makin dikenal dan terpublikasi. Pada 2013, pemerintah setempat mulai mencetus penyelenggaraan event selancar.
Kemudian pada tahun 2016, dimulai event lebih mengangkat tradisi, Festival Bekudo Bono. Di sini, dikompetisikan cara masyarakat memainkan Bono dengan sampan kayu berpendayung dua orang. Gelombang Bono, kini menjadi salah satu ikon wisata Riau yang menarik turis domestik dan mancanegara.

Gelombang Bono merupakan destinasi wisata alam yang telah mendunia di Kabupaten Pelalawan. Keunikan gelombang Bono mampu memperdaya peselancar dari seluruh penjuru dunia.
Tidak jarang pada event tertentu di Kecamatan Teluk Meranti selalu ramai dipadati turis domestik maupun mancanegara yang ingin menjajal kedahsyatan berselancar di gelombang Bono.
Keunikan gelombang Bono ternyata menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini membuat untuk kesekian kalinya di tahun lalu, Bupati Pelalawan HM Harris menerima penghargaan tingkat nasional atas prestasinya membangun daerah ini.
Penghargaan diraih oleh orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan atas prestasinya mempopulerkan wisata Bono sebagai destinasi tempat berselancar terpopuler (Most Popular Surfing Spot). Atas prestasinya itu, Bupati Harris dianugerahi penghargaan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara.
Pada acara malam penghargaan ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) itu, gelombang Bono yang berada di Kabupaten Pelalawan provinsi Riau mendapatkan peringkat pertama terpopuler mengungguli dari objek wisata Selancar Pantai Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul di peringkat kedua dan Pantai Tarimbang, Kabupaten Sumba Timur di peringkat ketiga.
Bupati Harris mengatakan, apresiasi disampaikan atas dukungan dan partisipasi masyarakat dan segenap pihak terkait yang sudah bekerjasama dalam menghantarkan Bono sebagai nominasi populer sehingga mendapatkan peringkat pertama sebagai tempat berselancar terpopuler.
"Prestasi ini tidak terlepas dari 7 program strategis pemerintah daerah melalui Pelalawan Eksotis yang menjadikan Bono sebagai destinasi wisata nasional selaras dengan program pemerintah pusat menuju Indonesia Emas 2045 dan Nawacita Presiden Jokowi dalam hal percepatan laju pertumbuhan ekonomi melalui bidang pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar," katanya.
Siapkan Bono Mendunia
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan gelombang Bono dimulai dari dalam negeri hingga sampai ke mancanegara. Setiap ada kesempatan gelombang Bono tetap menjadi prioritas pemerintah untuk ditawarkan.
Salah satu cara promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan secara berkala menggelar iven seni dan budaya guna menambah daya tarik pengunjung.
Promosi setiap tahun dilaksanakan disaat pasang mati, dimana air laut naik menuju daratan terjadi saat bulan-bulan November dan Desember adalah dengan menggelar Bekudo Bono.
Acara ini meramu sejumlah kegiatan dengan ikon wisata seperti menampilkan seni dan budaya kabupaten/kota Se-Provinsi Riau, kemudian acara lomba mancing dan tentu saja lomba berselancar dengan berbagai kategori, baik tingkat lokal maupun nasional.
Selain itu, ada juga lomba fotografi yang diharapkan menghasilkan momen-momen eksotik dari gelombang Bono nan asri dan memukau.
Dengan segala usaha dan upaya Pemerintah Kabupaten dalam promosi wisata yang dalam pengelolaan akhirnya wisata gelombang Bono mendapat pengakuan dari pemerintah pusat dengan masuknya wisata Bono menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang mendapat prioritas pengembangan dan promosi keseluruh mancanegara.
"Acara untuk meramaikan Bono Surfing ini, disajikan hiburan rakyat dan lomba permainan tradisional yang waktu pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 23 November," sebut Kepala Disbudparpora Pelalawan, Andi Yuliandri.
Ia menambahkan, selama pelaksanaan event Bono Surfing diisi dengan digelar pentas seni budaya dari masyarakat. "Untuk mengisi hiburan selama pelaksanaan event dari masyarakat ditampilkan pentas seni budaya," tandasnya. *Sona/Adv*
Bono Surfing atau Bekudo Bono di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau telah masuk dalam event kalender pariwisata nasional.
Wakil Bupati Pelalawan, H Zardewan MM dalam sambutannya menyebutkan selama ini Pemerintah Daerah (Pemda) sudah berupaya maksimal membangun kawasan wisata Ombak Bono, termasuk mempublikasikan ke dunia internasional.
Termasuk infrastruktur penunjang. Mulai dari pembangunan akses jalan, areal parkir, hingga fasilitas pendukung lainnya di wilayah tersebut. Namun begitu, membangun wisata Bono tidak cukup hanya dengan tangan Pemda saja.
Keterlibatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau serta Pemerintah Pusat melalui Kemenpar RI.
"Tentu saja Pemda sangat membutuhkan dukungan dalam bentuk pembangunan di wisata Bono dari pusat dan daerah. Kalau hanya Pemda, tidak bisa maksimal," ujarnya.

Selain itu, kondisi keuangan Pemda belum stabil bahkan cenderung menurun setiap tahunnya yang berdampak pada berkurangnya program pembangunan, termasuk pengembangan wisata Bono.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan, Andi Yuliandri menjelaskan, rangkaian event Bono Surfing di Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti dimulai sejak, 22 - 24 November 2018.
Agenda event Bono Surfing dimulai dengan beberapa permainan rakyat yang menjadi kearifan lokal. Seperti gasing, enggrang, bakiak, permainan gala dan permainan tradisional lainnya.
Terkait penamaan festival ini, kementrian lebih menginginkan dengan nama Bono Surfing. Soal anggaran kegiatan ini, sebut Andi Yuliandri. "Untuk pelaksanaan kegiatan festival Bono Surfing ini, Kementrian menganggarkan dana sebesar Rp 1 miliar, namun bukan dalam bentuk uang," ujarnya.
Ia menguraikan, untuk kegiatan penyelenggaraan acara di daerah Kementrian menganggarkan sebesar Rp 400 juta. Sementara sebesar Rp 600 juta nya dalam bentuk media informasi (promosi media) yang dikelola langsung oleh Kementrian.
Meskipun event wisata tahunan ini menjadi kalender nusantara, namun bukan berarti daerah lepas tangan. "Yang Rp 400 juta itu tidak dalam bentuk uang, namun sudak dalam bentuk kegiatan. Mereka lelang. Artinya kita sudah terima bersih saja," tandas Andi Yuliandri.
Bagi masyarakat di Semenanjung Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, gelombang bono tidak bisa dilepaskan dari aspek kehidupan dan cerita mistis.
Kekuatan gelombang Bono yang bergulung bisa menyapu dan menerjang apa saja yang ditemuinya, bahkan dapat mendatangkan musibah.
Gelombang yang muncul beberapa kali dalam setahun, kerap dianggap sebagai kekuatan supranatural dan pertanda alam. Hitungan Bono muncul hingga puncaknya mengikuti hitungan bulan Arab. Tentu ada kaitannya dengan Islam dan juga identik dengan Budaya Melayu.
Wujud pertemuan arus sungai dan gelombang laut Selat Malaka di Sungai Kampar diyakini sebagai wujud hantu penguasa kuala yang berjumlah tujuh.
Cerita yang berkembang di tengah masyarakat, ketika zaman Belanda, satu hantu ditembak dengan meriam dan akhirnya menghilang. Hingga kini, hanya ada enam hantu yang berwujud dalam gelombang Bono.
Cerita mistis ini tidak selalu menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian kelompok masyarakat. Bagi mereka, Bono merupakan suatu anugerah alam dan menjadi sarana permainan untuk menahlukkan alam.
Hanya dengan helai-helai papan, daun nipah, atau batang pisang, cukup bagi mereka untuk beraksi dalam permainan anak pedalaman ini. Setelah terexpos, warga asing mulai datang dan mengenali ombak yang konon hanya ada saingannya di Brasil.
Sejak tahun 2011, mulai datang para wisatawan manca negera untuk berselancar di Kuala Sungai Kampar. Gelombang "enam hantu" ini pun makin dikenal dan terpublikasi. Pada 2013, pemerintah setempat mulai mencetus penyelenggaraan event selancar.
Kemudian pada tahun 2016, dimulai event lebih mengangkat tradisi, Festival Bekudo Bono. Di sini, dikompetisikan cara masyarakat memainkan Bono dengan sampan kayu berpendayung dua orang. Gelombang Bono, kini menjadi salah satu ikon wisata Riau yang menarik turis domestik dan mancanegara.

Bono Destinasi Berselancar Terpopuler
Gelombang Bono merupakan destinasi wisata alam yang telah mendunia di Kabupaten Pelalawan. Keunikan gelombang Bono mampu memperdaya peselancar dari seluruh penjuru dunia.
Tidak jarang pada event tertentu di Kecamatan Teluk Meranti selalu ramai dipadati turis domestik maupun mancanegara yang ingin menjajal kedahsyatan berselancar di gelombang Bono.
Keunikan gelombang Bono ternyata menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini membuat untuk kesekian kalinya di tahun lalu, Bupati Pelalawan HM Harris menerima penghargaan tingkat nasional atas prestasinya membangun daerah ini.
Penghargaan diraih oleh orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan atas prestasinya mempopulerkan wisata Bono sebagai destinasi tempat berselancar terpopuler (Most Popular Surfing Spot). Atas prestasinya itu, Bupati Harris dianugerahi penghargaan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara.
Pada acara malam penghargaan ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) itu, gelombang Bono yang berada di Kabupaten Pelalawan provinsi Riau mendapatkan peringkat pertama terpopuler mengungguli dari objek wisata Selancar Pantai Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul di peringkat kedua dan Pantai Tarimbang, Kabupaten Sumba Timur di peringkat ketiga.
Bupati Harris mengatakan, apresiasi disampaikan atas dukungan dan partisipasi masyarakat dan segenap pihak terkait yang sudah bekerjasama dalam menghantarkan Bono sebagai nominasi populer sehingga mendapatkan peringkat pertama sebagai tempat berselancar terpopuler.
"Prestasi ini tidak terlepas dari 7 program strategis pemerintah daerah melalui Pelalawan Eksotis yang menjadikan Bono sebagai destinasi wisata nasional selaras dengan program pemerintah pusat menuju Indonesia Emas 2045 dan Nawacita Presiden Jokowi dalam hal percepatan laju pertumbuhan ekonomi melalui bidang pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar," katanya.
Siapkan Bono Mendunia
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan gelombang Bono dimulai dari dalam negeri hingga sampai ke mancanegara. Setiap ada kesempatan gelombang Bono tetap menjadi prioritas pemerintah untuk ditawarkan.
Salah satu cara promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan secara berkala menggelar iven seni dan budaya guna menambah daya tarik pengunjung.
Promosi setiap tahun dilaksanakan disaat pasang mati, dimana air laut naik menuju daratan terjadi saat bulan-bulan November dan Desember adalah dengan menggelar Bekudo Bono.
Acara ini meramu sejumlah kegiatan dengan ikon wisata seperti menampilkan seni dan budaya kabupaten/kota Se-Provinsi Riau, kemudian acara lomba mancing dan tentu saja lomba berselancar dengan berbagai kategori, baik tingkat lokal maupun nasional.
Selain itu, ada juga lomba fotografi yang diharapkan menghasilkan momen-momen eksotik dari gelombang Bono nan asri dan memukau.
Dengan segala usaha dan upaya Pemerintah Kabupaten dalam promosi wisata yang dalam pengelolaan akhirnya wisata gelombang Bono mendapat pengakuan dari pemerintah pusat dengan masuknya wisata Bono menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang mendapat prioritas pengembangan dan promosi keseluruh mancanegara.
"Acara untuk meramaikan Bono Surfing ini, disajikan hiburan rakyat dan lomba permainan tradisional yang waktu pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 23 November," sebut Kepala Disbudparpora Pelalawan, Andi Yuliandri.
Ia menambahkan, selama pelaksanaan event Bono Surfing diisi dengan digelar pentas seni budaya dari masyarakat. "Untuk mengisi hiburan selama pelaksanaan event dari masyarakat ditampilkan pentas seni budaya," tandasnya. *Sona/Adv*
Editor | : | Tis |
Kategori | : | Pelalawan |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan