Minggu, 2 Juni 2024

Breaking News

  • Wabup H. Indra Gunawan Ajak Para Milenial Pahami Ideologi Pancasila Demi Kemajuan Daerah   ●   
  • Mulai 1 Juni 2024, Parkir di Pasar Tradisional Pekanbaru Turun Untuk Motor Rp1.000 dan Mobil Rp2.000   ●   
  • Kenakan Pakaian Adat Batak Toba, Bupati Bengkalis Ikuti Apel Upacara Harlah Pancasila   ●   
  • Camat Sungai Apit, Tengku Mukh Tasar Pimpin Apel Memperingati Lahirnya Pancasila   ●   
  • Presiden Jokowi Resmikan Ruas Tol Bangkinang-XIII Koto Kampar, Dengan Anggaran Rp 4,8 Triliun   ●   
Festival Bono Surfing 2018
Pemkab Pelalawan Sukses Gelar Event Pariwisata Nusantara Festival Bono Surfing 2018
Rabu 28 November 2018, 05:00 WIB
Pemkab Pelalawan Sukses Gelar Event Pariwisata Nusantara Festival Bono Surfing 2018

Pangkalan Kerinci. RIAUMADANI. com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pelalawan sukses menggelar event pariwisata nusantara Festival Bono Surfing yang berlangsung selama tiga hari, 22 hingga 24 November 2018 diikuti oelj peselancar profesional dunia maupun lokal.

Bono Surfing atau Bekudo Bono di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau telah masuk dalam event kalender pariwisata nasional.

Wakil Bupati Pelalawan, H Zardewan MM dalam sambutannya menyebutkan selama ini Pemerintah Daerah (Pemda) sudah berupaya maksimal membangun kawasan wisata Ombak Bono, termasuk mempublikasikan ke dunia internasional.

Termasuk infrastruktur penunjang. Mulai dari pembangunan akses jalan, areal parkir, hingga fasilitas pendukung lainnya di wilayah tersebut. Namun begitu, membangun wisata Bono tidak cukup hanya dengan tangan Pemda saja.

Keterlibatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau serta Pemerintah Pusat melalui Kemenpar RI.

"Tentu saja Pemda sangat membutuhkan dukungan dalam bentuk pembangunan di wisata Bono dari pusat dan daerah. Kalau hanya Pemda, tidak bisa maksimal," ujarnya.



Selain itu, kondisi keuangan Pemda belum stabil bahkan cenderung menurun setiap tahunnya yang berdampak pada berkurangnya program pembangunan, termasuk pengembangan wisata Bono.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan, Andi Yuliandri menjelaskan, rangkaian event Bono Surfing di Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti dimulai sejak, 22 - 24 November 2018.

Agenda event Bono Surfing dimulai dengan beberapa permainan rakyat yang menjadi kearifan lokal. Seperti gasing, enggrang, bakiak, permainan gala dan permainan tradisional lainnya.

Terkait penamaan festival ini, kementrian lebih menginginkan dengan nama Bono Surfing. Soal anggaran kegiatan ini, sebut Andi Yuliandri. "Untuk pelaksanaan kegiatan festival Bono Surfing ini, Kementrian menganggarkan dana sebesar Rp 1 miliar, namun bukan dalam bentuk uang," ujarnya.

Ia menguraikan, untuk kegiatan penyelenggaraan acara di daerah Kementrian menganggarkan sebesar Rp 400 juta. Sementara sebesar Rp 600 juta nya dalam bentuk media informasi (promosi media) yang dikelola langsung oleh Kementrian.

Meskipun event wisata tahunan ini menjadi kalender nusantara, namun bukan berarti daerah lepas tangan. "Yang Rp 400 juta itu tidak dalam bentuk uang, namun sudak dalam bentuk kegiatan. Mereka lelang. Artinya kita sudah terima bersih saja," tandas Andi Yuliandri.

Cerita Mistis Bono

Bagi masyarakat di Semenanjung Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, gelombang bono tidak bisa dilepaskan dari aspek kehidupan dan cerita mistis.

Kekuatan gelombang Bono yang bergulung bisa menyapu dan menerjang apa saja yang ditemuinya, bahkan dapat mendatangkan musibah.

Gelombang yang muncul beberapa kali dalam setahun, kerap dianggap sebagai kekuatan supranatural dan pertanda alam. Hitungan Bono muncul hingga puncaknya mengikuti hitungan bulan Arab. Tentu ada kaitannya dengan Islam dan juga identik dengan Budaya Melayu.

Wujud pertemuan arus sungai dan gelombang laut Selat Malaka di Sungai Kampar diyakini sebagai wujud hantu penguasa kuala yang berjumlah tujuh.

Cerita yang berkembang di tengah masyarakat, ketika zaman Belanda, satu hantu ditembak dengan meriam dan akhirnya menghilang. Hingga kini, hanya ada enam hantu yang berwujud dalam gelombang Bono.

Cerita mistis ini tidak selalu menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian kelompok masyarakat. Bagi mereka, Bono merupakan suatu anugerah alam dan menjadi sarana permainan untuk menahlukkan alam.

Hanya dengan helai-helai papan, daun nipah, atau batang pisang, cukup bagi mereka untuk beraksi dalam permainan anak pedalaman ini. Setelah terexpos, warga asing mulai datang dan mengenali ombak yang konon hanya ada saingannya di Brasil.

Sejak tahun 2011, mulai datang para wisatawan manca negera untuk berselancar di Kuala Sungai Kampar. Gelombang "enam hantu" ini pun makin dikenal dan terpublikasi. Pada 2013, pemerintah setempat mulai mencetus penyelenggaraan event selancar.

Kemudian pada tahun 2016, dimulai event lebih mengangkat tradisi, Festival Bekudo Bono. Di sini, dikompetisikan cara masyarakat memainkan Bono dengan sampan kayu berpendayung dua orang. Gelombang Bono, kini menjadi salah satu ikon wisata Riau yang menarik turis domestik dan mancanegara.



Bono Destinasi Berselancar Terpopuler

Gelombang Bono merupakan destinasi wisata alam yang telah mendunia di Kabupaten Pelalawan. Keunikan gelombang Bono mampu memperdaya peselancar dari seluruh penjuru dunia.

Tidak jarang pada event tertentu di Kecamatan Teluk Meranti selalu ramai dipadati turis domestik maupun mancanegara yang ingin menjajal kedahsyatan berselancar di gelombang Bono.

Keunikan gelombang Bono ternyata menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini membuat untuk kesekian kalinya di tahun lalu, Bupati Pelalawan HM Harris menerima penghargaan tingkat nasional atas prestasinya membangun daerah ini.

Penghargaan diraih oleh orang nomor satu di Kabupaten Pelalawan atas prestasinya mempopulerkan wisata Bono sebagai destinasi tempat berselancar terpopuler (Most Popular Surfing Spot). Atas prestasinya itu, Bupati Harris dianugerahi penghargaan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara.

Pada acara malam penghargaan ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) itu, gelombang Bono yang berada di Kabupaten Pelalawan provinsi Riau mendapatkan peringkat pertama terpopuler mengungguli dari objek wisata Selancar Pantai Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul di peringkat kedua dan Pantai Tarimbang, Kabupaten Sumba Timur di peringkat ketiga.

Bupati Harris mengatakan, apresiasi disampaikan atas dukungan dan partisipasi masyarakat dan segenap pihak terkait yang sudah bekerjasama dalam menghantarkan Bono sebagai nominasi populer sehingga mendapatkan peringkat pertama sebagai tempat berselancar terpopuler.

"Prestasi ini tidak terlepas dari 7 program strategis pemerintah daerah melalui Pelalawan Eksotis yang menjadikan Bono sebagai destinasi wisata nasional selaras dengan program pemerintah pusat menuju Indonesia Emas 2045 dan Nawacita Presiden Jokowi dalam hal percepatan laju pertumbuhan ekonomi melalui bidang pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar," katanya.

Siapkan Bono Mendunia

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan gelombang Bono dimulai dari dalam negeri hingga sampai ke mancanegara. Setiap ada kesempatan gelombang Bono tetap menjadi prioritas pemerintah untuk ditawarkan.

Salah satu cara promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan secara berkala menggelar iven seni dan budaya guna menambah daya tarik pengunjung.

Promosi setiap tahun dilaksanakan disaat pasang mati, dimana air laut naik menuju daratan terjadi saat bulan-bulan November dan Desember adalah dengan menggelar Bekudo Bono.

Acara ini meramu sejumlah kegiatan dengan ikon wisata seperti menampilkan seni dan budaya kabupaten/kota Se-Provinsi Riau, kemudian acara lomba mancing dan tentu saja lomba berselancar dengan berbagai kategori, baik tingkat lokal maupun nasional.

Selain itu, ada juga lomba fotografi yang diharapkan menghasilkan momen-momen eksotik dari gelombang Bono nan asri dan memukau.

Dengan segala usaha dan upaya Pemerintah Kabupaten dalam promosi wisata yang dalam pengelolaan akhirnya wisata gelombang Bono mendapat pengakuan dari pemerintah pusat dengan masuknya wisata Bono menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang mendapat prioritas pengembangan dan promosi keseluruh mancanegara.

"Acara untuk meramaikan Bono Surfing ini, disajikan hiburan rakyat dan lomba permainan tradisional yang waktu pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 23 November," sebut Kepala Disbudparpora Pelalawan, Andi Yuliandri.

Ia menambahkan, selama pelaksanaan event Bono Surfing diisi dengan digelar pentas seni budaya dari masyarakat. "Untuk mengisi hiburan selama pelaksanaan event dari masyarakat ditampilkan pentas seni budaya," tandasnya. *Sona/Adv*




Editor : Tis
Kategori : Pelalawan
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top