Kamis, 2 Oktober 2025

Breaking News

  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
  • Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi   ●   
  • Pemerintah Kabupaten Bengkalis Berikan Layanan Akta Kelahiran Door To Door   ●   
Dugaan Pelecehan Gubri Annas Maamun
Spanduk Kecaman Terhadap Gubri Annas Maamun Tukang Cabul, Bermunculan di Pekanbaru
Rabu 03 September 2014, 03:10 WIB
Annas Maamun Gubernur Riau

PEKANBARU. Riaumadani.com - Kasus dugaan seksual Gubernur Riau Annas Maamun kini benar-benar mencoreng marwah masyarakat dan Bumi Melayu Riau.Perbuatan bejat diduga dilakukan kakek 75 tahun lebih yang disebut-sebut masyarakat banyak sudah bau tanah itu terhadap banyak kaum Hawa, kini menjadi sorotan keras bagi media lokal dan nasional.

Bahkan, ada juga media internasional yang mulai mempertanyakan seputar kasus pelecehan seksual Gubernur Riau Annas Maamun kepada awak redaksi politikriau.com di Jakarta. Pasalnya, wartawan media internasional ini sangat tertarik dengan gencarnya pemberitaan politikriau.com terkait prilaku seksual seorang gubernur berusia 75 tahun lebih seperti Anas Makmun.

Wartawan media internaional tersebut mencari informasi akurat setelah mencuatnya pengakuan dua orang wanita bernama Dwi Siswati [mantan istri Ketua DPRD Dumai, red] dan Wide Wirawaty, putri dari Soemardi Taher, yang cukup dikenal masyarakat luas sebagai tokoh pendidikan Riau dan mantan Anggota DPD Riau

Kasus amoral Gubernur Riau Annas Maamun semakin dikuatkan dengan adanya pengakuan blak-blakan Sulastri, seorang ibu dan juga telah berumur, terkait kejahatan seks Anas Makmun atas dirinya di Youtube yang sampai saat ini telah ditonton oleh ratusan ribu orang dari segala penjuru dunia.

Marwah rakyat dan Bumi Melayu Riau pun tercoreng sudah. Pasalnya, kedua orang wanita korban pelecehan seks yang diduga keras dilakukan oleh mantan Ketua DPRD Bengkalis, mantan Ketua DPRD Rokan Hilir dan mantan Bupati Rokan Hilir selama dua periode itu, pekan lalu melapor ke Bareskrim Polri pada 27 Agustus 2014 dengan laporan polisi Nomor LP/797/VIII/2014/Bareskrim dengan terlapor Gubernur Riau Annas Maamun.


Dwi Siswati dan Wide Wirawaty telah pula dimintai keterangannya oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. Dan, kepada wartawan, kedua korban perbuatan bejat Gubernur Riau Anas Makmun dibeberkan secara mendetail.

Peristiwa yang membuat geleng-geleng kepala sekaligus sumpah serapah masyarakat Riau khususnya dan publik nasional umumnya kepada Gubernur Riau selaku pemimpin alias Imam bagi rakyat di Bumi Melayu Riau, malah terjadi di rumah pribadi Anas Makmun sendiri di Jalan Belimbing No. 18 Pekanbaru.

Oleh karenanya, maka tak heran jika beberapa warga masyarakat disekitaran rumah Latifah Hanum, sang istri Gubernur Riau, terperanjat dan tidak menyangka jika rumah tersebut dijadikan Anas Makmun tak obahnya seperti rumah tempat maksiat.

Memang, sejauh ini pengakuan Dwi Siswati maupun Wide wirawaty tidak ada menyebutkan kalau mereka disetubuhi Gubernur Riau Anas Makmun. Tapi, lebih parah lagi, prilaku seks kakek yang memiliki anak sebanyak 10 orang dan kini menjadi 'raja' pada dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi [Pemprov] Riau, ternyata sangat menjijikkan.Kasus amoral Anas Makmun tidak hanya bergulir ditengah-tengah masyarakat umum saja, namun juga menjadi sorotan bagi kalangan Pegawai Negeri Sipil [PNS] di seluruh lingkungan Pemprov Riau.

Tersebar luasnya berita di media massa terkait kasus dugaan sejumlah wanita menjadi korban pencabulan Gubri Annas Maamun, mulai menuai protes dari masyarakat Riau. Pagi ini, Rabu [3/9/2014] di Pekanbaru muncul sejumlah spanduk bertuliskan kecaman terhadap prilaku menyimpang pemimpin Riau yang merupakan gubernur tertua di Indonesia tersebut.

"Entah siapa yang memasang. Spanduk kecaman terhadap Annas Maamun terdapat di jembatan penyeberangan orang [JPO] depan Mal SKA, Jalan Seokarno Hatta bertuliskan, "Tanda Melayu tak Jati: Gubri Tukang Cabuli."

Spanduk sepanjang sekitar lima meter tersebut menggunakan penanggung jawab bertitel "WARIAH" alias Warga Riau Peduli Marwah.

Selain di JPO depan Mal SKA, spanduk serupa juga dipasang di dinding jalan layang simpang Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Jendral Sudirman. Warna kain dan pemiliknya sama, hanya tulisannya berbeda. Di lokasi tersebut tertulis kalimat, "Riau Darurat Gubernur Cabul!".

Tidak hanya di dua lokasi itu saja, lokasi lain juga terdapat spanduk kecaman adalah JPO Jalan HR Sobrantas, depan simpang Tabek Gadang, JPO Jalan Jendral Sudirman dekat RS Awal Bros dan jalan layang simpang Jalan Imam Munandar dan Jalan Jendral Sudirman.

Namun, usia spanduk tersebut di atas sepertinya tak lama. Seperti di Jalan Layang simpang Harapan Raya sudah hilang dan hanya sempat terpampang beberapa jam. Belum ada penjelasan siapa WARIAH dan apa tujuannya menyebar spanduk kecaman terhadap Gubri Annas yang diduga mencabuli sejumlah wanita.**






Editor : TIS/PR/RT
Kategori : Pekanbaru
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top