
Pencegahan Penyakit Gajah
Bupati Rohil Suyatno Minum Obat Filariasis (Obat Kaki Gajah)
Program Pemkab Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis di Rohil Cukup Berhasil
Kamis 10 November 2016, 00:28 WIB

ADVETORIAL
BAGANSIAPIAPI. Riaumadani. com - Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) sejak tahun 2012, telah melakukan pemberian obat massal untuk mencegah penyakit filariasis untuk lima tahun kedepan.
Tahap awal, pelaksanaan berjalan sukses. Disusul tahun 2013, bulan Februari, pencanangannya dilaksanakan di Kepenghuluan Bagan Jawa secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Junaidi Saleh dilanjutkan pada sejumlah puskesmas, diawali sosialisasi.
Memasuki tahap terakhir, Plt Sekda Rohil Drs. Surya Arfan, M.Si membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis Tahap V Tingkat Kabupaten Rokan Hilir tahun 2016. Dia minta semua pihak ikut mensukseskan agenda nasional tersebut. Akhirnya pelaksanaan pemberian obat filariasis berjalan sukes.
Kesuksesan itu sebagai bentuk komitmen Pemkab Rohil mensukseskan program pemerintah pusat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berawal dari tahun 2012.
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mencanangkan Rokan Hilir bebas dari wabah dan penyakit kaki gajah atau dalam bahasa kesehatannya disebut dengan Filariasis pada tahun 2020 mendatang.
Sebagai wujud pemenuhan target pencegahan penyakit kaki gajah yang sempat ditemukan di Kabupaten Seribu Kubah ini, pemerintah Rokan Hilir melalui Dinas Kesehatan setempat sejak 5 tahun belakangan sudah bergerak dan melakukan faksinasi kepada masyarakat baik yang terkena penyakit kaki gajah maupun masyarakat yang belum mengalami penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya.
Memanfaatkan Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai garda terdepan dalam bidang kesehatan, Dinas kesehatan Rokan Hilir terus melakukan sosialisasi dan membagikan obat kepada masyarakat agar terhindar dari penyebaran penyakit Filarisasi.
Dimana pada tahun 2015 lalu, di wilayah Kabupaten Rohil telah ditemukan penyakit kaki gajah sebanyak 42 orang namun, Untuk tahun 2016 dengan banyaknya sosialisasi dan pencegahan penyakit kaki gajah diharapkan bisa terbebas dari penyakit Filariasi.
Pemerintah Rokan Hilir juga menanggapi serius upaya pencegahan penyakit kaki gajah ini dengan mengundang sejumlah dinas dan instansi terkait untuk duduk bersama dalam satu rapat kerja (rakor) untuk menyatukan persepsi dalam melakukan upaya pengobatan dan pencegahan penyebaran penyakit kaki gajah
Pada tahun 2016 ini menjadi tahun kelima pemberian obat pencegahan massal penyakit filariasis. Secara umum, upaya yang dilakukan Pemkab Rokan Hilir ini pada tahap sebelumnya telah mencapai target. Pada 1 Oktober nanti kegiatan ini akan dilakukan serentak di seluruh wilayah yang tergolong dalam wilayah endemis penyakit ini.
Sasaran pemberian obat pencegahan massal filariasis ini adalah seluruh masyarakat Rokan Hilir yang tergolong pada kelompok usia di atas dua tahun, kecuali ibu yang dalam kondisi hamil.
"Penyakit ini tidak dapat diobati, untuk itu upaya yang dilakukan Dinkes Rokan Hilir yakni melakukan tata kelola agar tidak memperburuk kondisi penderita," kata Bupati Rohil H Suyatno.
Dia mengharapkan, melalui rapat kerja (Rakor) akan terbentuk komitmen untuk mensukseskan gerakan pemberian obat massal penyakit filariasis sehingga nantinya penderita penyakit ini tidak bertambah dan tahun 2020 mendatang tidak lagi ditemukan.
Bupati Suyatno meminta kepada Diskes agar mampu membangun semangat dalam upaya pengoptimalan bulan eliminasi kaki gajah nasional untuk membesakan masyarakat Rokan Hilir bebas dari penyakit kaki gajah. Sekaligus untuk mengevaluasi kendala yang ditemukan pada tahapan sebelumnya.
Untuk itu, ia menghimbau agar semua pihak yang terkait dapat membangun satu komitmen guna menyukseskan pemberian obat pencegahan massal filariasis pada 1 Oktober mendatang.
"Saya berharap, melalui Rakor ini dapat memacu semangat semua pihak terkait untuk membentuk satu komitmen demi mencapai hasil yang terbaik. Semoga kerja keras kita dapat memberikan hasil terbaik bahwa masyarakat Rohil terhindar dari penyakit ini,"ujarnya.
Pemkab Rohil Gelar Bulan Eliminasi Kaki Gajah
Melalui kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) dari Kementrian kesehatan, Pemerintah Kabupaten Rokan hilir (Rohil) terus melakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat. Dengan menyatukan arah pembangunan kesehatan, Pemkab Rokan Hilir juga telah melaksanakan kegiatan peringatan bulan Belkaga di Rohil guna menekan angka penyakit kaki kajah di Rohil.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah Rohil tersebut disambut baik oleh masyarakat. Dari 4 Propinsi penye;enggaran bulan Belkaga se-Indonesia, Rohil mewakili Propinsi Riau dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rohil, dr H Muhammad Junaidi Saleh MKes menyatakan, pencanangan dipusatkan di Kepenghuluan Baganjawa, Kecamatan Bangko. ''Penyakit ini harus kita cegah secara bersama-sama. Tanpa ada kebersamaan, jelas ini sulit untuk dilakukan,'' kata Junaidi.
Obat yang telah diterima itu, tambah Junaidi, harus segera diminum. ''Sebelum minum obat untuk mencegah filariasis itu, saya anjurkan agar makan terlebih dahulu. Kegiatan seperti ini, pernah dilakukan ujicoba di wilayah Kecamatan Pekaitan. Semuanya aman dan lancar saja. Setelah minum obat, bila ada keluhan, segera datang ke puskesmas terdekat. Sampaikan keluhan itu kepada petugas kesehatan,'' kata Junaidi.
Dalam pencanangan tersebut, dr HMuhammad Junaidi Saleh MKes memberikan obat secara simbolis kepada Camat Bangko, H Muhammad Nurhidayat. Usai penyerahan tersebut, Junaidi bersama Nurhidayat dinobatkan untuk meminum obat yang pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh sejumlah kader tim penggerak PKK serta para tokoh dan pemuka masyarakat yang ada di Kepenghuluan Baganjawa. ''Rasanya biasa saja. Setelah minum obat ini, diharapkan mata rantai penularan penyakit Filariasis ini dapat diputuskan,'' kata Junaidi.
Sukses pelaksanaan tahun 2012, dilanjutkan tahun 2013, lalu memasuki tahun 2014. Sosialisasi menjadi kunci sukesnya sampai ke puskesmas. Sosialisasi Pomp Filariasis Tahap 3 digelar di Aula Puskesmas Panipahan, Kecamatan Pasir Lumau Kapas, Rokan Hilir Agustus 2014. Sosialisasi tersebut diikuti empat kader dari 34 pos yandu untuk menghentikan penularan filariasis dikawasan tersebut, yang telah mencapai 21 orang.
Kepala Puskesmas Panipahan dr Netty Zainuddin menjelaskan, kegiatan sosialisasi diawali penyampaian materi oleh pemegang program dan tanya jawab peserta kepada pihak puskesmas tentang penyakir filariasis (kaki gajah, red).
''Kadiskes dr H M Junaidi Saleh, M.Kes dan Kabid P2P (saat itu, red) dr Tribuana telah mendukung acara ini sehingga terlaksana cepat dan memberikan transportasi pada semua kader posyandu yang datang,'' kata Netty.
Dengan digelar sosialisasi ini diharapkan Netty, kasus filariasis terhadap 21 orang yang sudah tertular bisa dihentikan dan tidak bertambah lagi. ''Semoga kesadaran masyarakat untuk minum obat juga makin tinggi, dan setelah acara ini kader akan mulai kembali melakukan pendataan berapa sasaran yang minum obat,'' tambahnya.
Dalam pada itu, sejumlah kader senang bisa mengikuti acara ini, dan tidak merasa bosan, senang membantu membagikan obat ini kepada masyarakat secara gratis dan agar jumlah penderita filariasis dikecamatan ini tidak bertambah.
''Jika masyarakat minum obat, ada yang mengalami gangguan atau efek samping maka dapat segera diatasi oleh tenaga kesehatan kita,'' kata Kepala Puskesmas Panipahan, dr Netty Juliana.
Menurut pemegang program, Nizar, sasaran pemberian obat filariasis se Kecamatan Pasir Limau Kapas 35.769 jiwa, dari total penduduk 38.684 jiwa.
''Adapun yang ditunda pemberian obat adalah anak anak usia dibawah 2 tahun, bumil, penderita gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati, orang yang sedang sakit berat, penderita filariasis serangan akut, balita marasmus, kwashiorkor, penduduk usia lanjut diatas 75 tahun, penderita epilepsy,'' ujarnya.
Memasuki tahun 2015, untuk se Rohil, 42 warga terkena penyakit filariasis (kaki gajah). Pemkab setempat memasuki empat tahap pengobatan mulai tahun 2012, dan akan melaksanakan pencanangan makan obat serentak 1 Oktober 2015.
Bupati Suyatno, September 2015 meninjau dua pasien filariasis di Posyandu Bunga Tanjung, Kepenghuluan Lenggadai Hilir, Kecamatan Rimba Melintang, didampingi Ketua DPRD Nasrudin Hasan.

Dua penderita bernama Mahidin dan Ahmad Dahlan, sempat berdialog dengan Suyatno dan Nasrudin, ternyata mereka sudah terkena penyakit itu sejak usia muda, dan keluarganya tidak ada yang tertular.
''Khusus pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sudah empat tahap, mulai dari tahun 2012, sudah melakukan gerakan-gerakan bersifat sosial kemasyarakatan, khususnya, masyarakat terkena penyakit filariasis ini. Data terakhir yang kita peroleh dari Dinas Kesehatan, mencapai 42 orang se-Kabupaten Rokan Hilir. Insya Allah besok (1/10/15), pencanangan secara serentak di Kabupaten Rokan Hilir,'' kata Bupati Suyatno.
Tidak hanya sekedar pencanangan makan obat massal filariasis, Bupati Suyatno juga diagendakan melakukan teleconference dengan Presiden Jokowi terkait filariasis.
Disamping itu, Bupati Suyatno juga minta melalui tenaga medis senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar yang sudah terkena penyakit itu, melakukan pengobatan secara kontinue agar tidak merebak kemana-mana.
Dia juga minta masyarakat membersihkan lingkungan, karena salah satu penyebab filariasis berasal dari cacing yang ditularkan melalui nyamuk, akibat lingkungan kurang bersih.
Sehingga melalui camat, datuk penghulu, agar memotori masyarakat melaksanakan gotong royong bersama..(Adv/Humas)
Tahap awal, pelaksanaan berjalan sukses. Disusul tahun 2013, bulan Februari, pencanangannya dilaksanakan di Kepenghuluan Bagan Jawa secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Junaidi Saleh dilanjutkan pada sejumlah puskesmas, diawali sosialisasi.
Memasuki tahap terakhir, Plt Sekda Rohil Drs. Surya Arfan, M.Si membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis Tahap V Tingkat Kabupaten Rokan Hilir tahun 2016. Dia minta semua pihak ikut mensukseskan agenda nasional tersebut. Akhirnya pelaksanaan pemberian obat filariasis berjalan sukes.
Kesuksesan itu sebagai bentuk komitmen Pemkab Rohil mensukseskan program pemerintah pusat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berawal dari tahun 2012.
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mencanangkan Rokan Hilir bebas dari wabah dan penyakit kaki gajah atau dalam bahasa kesehatannya disebut dengan Filariasis pada tahun 2020 mendatang.
Sebagai wujud pemenuhan target pencegahan penyakit kaki gajah yang sempat ditemukan di Kabupaten Seribu Kubah ini, pemerintah Rokan Hilir melalui Dinas Kesehatan setempat sejak 5 tahun belakangan sudah bergerak dan melakukan faksinasi kepada masyarakat baik yang terkena penyakit kaki gajah maupun masyarakat yang belum mengalami penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya.
Memanfaatkan Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai garda terdepan dalam bidang kesehatan, Dinas kesehatan Rokan Hilir terus melakukan sosialisasi dan membagikan obat kepada masyarakat agar terhindar dari penyebaran penyakit Filarisasi.
Dimana pada tahun 2015 lalu, di wilayah Kabupaten Rohil telah ditemukan penyakit kaki gajah sebanyak 42 orang namun, Untuk tahun 2016 dengan banyaknya sosialisasi dan pencegahan penyakit kaki gajah diharapkan bisa terbebas dari penyakit Filariasi.
Pemerintah Rokan Hilir juga menanggapi serius upaya pencegahan penyakit kaki gajah ini dengan mengundang sejumlah dinas dan instansi terkait untuk duduk bersama dalam satu rapat kerja (rakor) untuk menyatukan persepsi dalam melakukan upaya pengobatan dan pencegahan penyebaran penyakit kaki gajah
Pada tahun 2016 ini menjadi tahun kelima pemberian obat pencegahan massal penyakit filariasis. Secara umum, upaya yang dilakukan Pemkab Rokan Hilir ini pada tahap sebelumnya telah mencapai target. Pada 1 Oktober nanti kegiatan ini akan dilakukan serentak di seluruh wilayah yang tergolong dalam wilayah endemis penyakit ini.
Sasaran pemberian obat pencegahan massal filariasis ini adalah seluruh masyarakat Rokan Hilir yang tergolong pada kelompok usia di atas dua tahun, kecuali ibu yang dalam kondisi hamil.
"Penyakit ini tidak dapat diobati, untuk itu upaya yang dilakukan Dinkes Rokan Hilir yakni melakukan tata kelola agar tidak memperburuk kondisi penderita," kata Bupati Rohil H Suyatno.
Dia mengharapkan, melalui rapat kerja (Rakor) akan terbentuk komitmen untuk mensukseskan gerakan pemberian obat massal penyakit filariasis sehingga nantinya penderita penyakit ini tidak bertambah dan tahun 2020 mendatang tidak lagi ditemukan.
Bupati Suyatno meminta kepada Diskes agar mampu membangun semangat dalam upaya pengoptimalan bulan eliminasi kaki gajah nasional untuk membesakan masyarakat Rokan Hilir bebas dari penyakit kaki gajah. Sekaligus untuk mengevaluasi kendala yang ditemukan pada tahapan sebelumnya.
Untuk itu, ia menghimbau agar semua pihak yang terkait dapat membangun satu komitmen guna menyukseskan pemberian obat pencegahan massal filariasis pada 1 Oktober mendatang.
"Saya berharap, melalui Rakor ini dapat memacu semangat semua pihak terkait untuk membentuk satu komitmen demi mencapai hasil yang terbaik. Semoga kerja keras kita dapat memberikan hasil terbaik bahwa masyarakat Rohil terhindar dari penyakit ini,"ujarnya.
Pemkab Rohil Gelar Bulan Eliminasi Kaki Gajah
Melalui kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) dari Kementrian kesehatan, Pemerintah Kabupaten Rokan hilir (Rohil) terus melakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat. Dengan menyatukan arah pembangunan kesehatan, Pemkab Rokan Hilir juga telah melaksanakan kegiatan peringatan bulan Belkaga di Rohil guna menekan angka penyakit kaki kajah di Rohil.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah Rohil tersebut disambut baik oleh masyarakat. Dari 4 Propinsi penye;enggaran bulan Belkaga se-Indonesia, Rohil mewakili Propinsi Riau dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rohil, dr H Muhammad Junaidi Saleh MKes menyatakan, pencanangan dipusatkan di Kepenghuluan Baganjawa, Kecamatan Bangko. ''Penyakit ini harus kita cegah secara bersama-sama. Tanpa ada kebersamaan, jelas ini sulit untuk dilakukan,'' kata Junaidi.
Obat yang telah diterima itu, tambah Junaidi, harus segera diminum. ''Sebelum minum obat untuk mencegah filariasis itu, saya anjurkan agar makan terlebih dahulu. Kegiatan seperti ini, pernah dilakukan ujicoba di wilayah Kecamatan Pekaitan. Semuanya aman dan lancar saja. Setelah minum obat, bila ada keluhan, segera datang ke puskesmas terdekat. Sampaikan keluhan itu kepada petugas kesehatan,'' kata Junaidi.
Dalam pencanangan tersebut, dr HMuhammad Junaidi Saleh MKes memberikan obat secara simbolis kepada Camat Bangko, H Muhammad Nurhidayat. Usai penyerahan tersebut, Junaidi bersama Nurhidayat dinobatkan untuk meminum obat yang pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh sejumlah kader tim penggerak PKK serta para tokoh dan pemuka masyarakat yang ada di Kepenghuluan Baganjawa. ''Rasanya biasa saja. Setelah minum obat ini, diharapkan mata rantai penularan penyakit Filariasis ini dapat diputuskan,'' kata Junaidi.
Sukses pelaksanaan tahun 2012, dilanjutkan tahun 2013, lalu memasuki tahun 2014. Sosialisasi menjadi kunci sukesnya sampai ke puskesmas. Sosialisasi Pomp Filariasis Tahap 3 digelar di Aula Puskesmas Panipahan, Kecamatan Pasir Lumau Kapas, Rokan Hilir Agustus 2014. Sosialisasi tersebut diikuti empat kader dari 34 pos yandu untuk menghentikan penularan filariasis dikawasan tersebut, yang telah mencapai 21 orang.
Kepala Puskesmas Panipahan dr Netty Zainuddin menjelaskan, kegiatan sosialisasi diawali penyampaian materi oleh pemegang program dan tanya jawab peserta kepada pihak puskesmas tentang penyakir filariasis (kaki gajah, red).
''Kadiskes dr H M Junaidi Saleh, M.Kes dan Kabid P2P (saat itu, red) dr Tribuana telah mendukung acara ini sehingga terlaksana cepat dan memberikan transportasi pada semua kader posyandu yang datang,'' kata Netty.
Dengan digelar sosialisasi ini diharapkan Netty, kasus filariasis terhadap 21 orang yang sudah tertular bisa dihentikan dan tidak bertambah lagi. ''Semoga kesadaran masyarakat untuk minum obat juga makin tinggi, dan setelah acara ini kader akan mulai kembali melakukan pendataan berapa sasaran yang minum obat,'' tambahnya.
Dalam pada itu, sejumlah kader senang bisa mengikuti acara ini, dan tidak merasa bosan, senang membantu membagikan obat ini kepada masyarakat secara gratis dan agar jumlah penderita filariasis dikecamatan ini tidak bertambah.
''Jika masyarakat minum obat, ada yang mengalami gangguan atau efek samping maka dapat segera diatasi oleh tenaga kesehatan kita,'' kata Kepala Puskesmas Panipahan, dr Netty Juliana.
Menurut pemegang program, Nizar, sasaran pemberian obat filariasis se Kecamatan Pasir Limau Kapas 35.769 jiwa, dari total penduduk 38.684 jiwa.
''Adapun yang ditunda pemberian obat adalah anak anak usia dibawah 2 tahun, bumil, penderita gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati, orang yang sedang sakit berat, penderita filariasis serangan akut, balita marasmus, kwashiorkor, penduduk usia lanjut diatas 75 tahun, penderita epilepsy,'' ujarnya.
Memasuki tahun 2015, untuk se Rohil, 42 warga terkena penyakit filariasis (kaki gajah). Pemkab setempat memasuki empat tahap pengobatan mulai tahun 2012, dan akan melaksanakan pencanangan makan obat serentak 1 Oktober 2015.
Bupati Suyatno, September 2015 meninjau dua pasien filariasis di Posyandu Bunga Tanjung, Kepenghuluan Lenggadai Hilir, Kecamatan Rimba Melintang, didampingi Ketua DPRD Nasrudin Hasan.

Dua penderita bernama Mahidin dan Ahmad Dahlan, sempat berdialog dengan Suyatno dan Nasrudin, ternyata mereka sudah terkena penyakit itu sejak usia muda, dan keluarganya tidak ada yang tertular.
''Khusus pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sudah empat tahap, mulai dari tahun 2012, sudah melakukan gerakan-gerakan bersifat sosial kemasyarakatan, khususnya, masyarakat terkena penyakit filariasis ini. Data terakhir yang kita peroleh dari Dinas Kesehatan, mencapai 42 orang se-Kabupaten Rokan Hilir. Insya Allah besok (1/10/15), pencanangan secara serentak di Kabupaten Rokan Hilir,'' kata Bupati Suyatno.
Tidak hanya sekedar pencanangan makan obat massal filariasis, Bupati Suyatno juga diagendakan melakukan teleconference dengan Presiden Jokowi terkait filariasis.
Disamping itu, Bupati Suyatno juga minta melalui tenaga medis senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar yang sudah terkena penyakit itu, melakukan pengobatan secara kontinue agar tidak merebak kemana-mana.
Dia juga minta masyarakat membersihkan lingkungan, karena salah satu penyebab filariasis berasal dari cacing yang ditularkan melalui nyamuk, akibat lingkungan kurang bersih.
Sehingga melalui camat, datuk penghulu, agar memotori masyarakat melaksanakan gotong royong bersama..(Adv/Humas)
Editor | : | SYAFRULLAH.SE |
Kategori | : | Rohil |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan