
Upaya Kudeta Turki
Terduga pelaku upaya kudeta di lokasi penahanan masal, Ankara, Turki. Foto: CNN
Erdogan Buka Peluang Eksekusi Mati 7 Ribu Orang Pelaku Kudeta
Selasa 19 Juli 2016, 09:59 WIB

ISTANBUL.Riaumadani. com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak menghiraukan peringatan Uni Eropa terkait pemberlakuan kembali hukuman mati. Menurutnya, hukuman mati adalah sanksi yang tepat bagi para pelaku upaya kudeta yang menguncang Turki akhir pekan lalu.
"Pengkhianatan yang terjadi di sini sangat terang benderang," ujar Erdogan dalam wawancara eksklusif dengan CNN di Istana Presiden, Istanbul, Senin (18/7) malam waktu setempat.
Turki menghapus hukuman mati pada tahun 2004 lalu demi memenuhi prasyarat menjadi anggota Uni Eropa. Namun, sampai sekarang status anggota yang diidam-idamkan itu belum juga didapat.
Erdogan mengatakan, untuk menerapkan kembali hukuman mati diperlukan perubahan konstitusi yang disetujui oleh parlemen. Karena itu dia berharap faksi-faksi legislatif dapat segera berkumpul untuk mengambil keputusan.
"Jika mereka (parlemen) bersedia membicarakannya, maka saya sebagai presiden pasti akan menyetujui apapun yang diputuskan parlemen nanti," tutur mantan perdana menteri Turki itu.
Lebih lanjut Erdogan mengklaim bahwa pemberlakuan kembali hukuman mati adalah aspirasi rakyat. "Kenapa saya harus menahan dan memberi makan mereka (pelaku kudeta) di penjara selama bertahun-tahun. Itu yang disuarakan masyarakat, mereka ingin penyelesaian yang cepat," ucap dia.
Menurut Erdogan, upaya kudeta benar-benar membangkitkan kemarahan rakyat. Pasalnya, banyak warga sipil yang menjadi korban.
"Warga kehilangan keluarga, tetangga, anak. Mereka menderita, maka menjadi sangat sensitif. Kami (pemerintah) pun harus bertindak bijak dan sensitif juga," pungkasnya.
Sebelumnya, Uni Eropa mengancam akan menutup pintu bagi Turki jika hukuman mati kembali diterapkan. "Tidak ada negara bisa menjadi anggota Uni Eropa jika memberlakukan hukuman mati," ujar kepala urusan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini seperti diberitakan The Guardians.
Menurut Mogherini, Uni Eropa mendukung upaya Turki menghukum pihak-pihak yang terlibat dalam kudeta. Namun dia mengingatkan bahwa proses hukum dan hak asasi manusia harus tetap dijunjung tinggi.
Saat ini lebih dari tujuh ribu orang telah ditahan pemerintah Turki atas tuduhan terlibat kudeta. Sebagian besar dari mereka adalah anggota militer, namun ada juga hakim, jaksa, polisi dan pejabat pemerintahan yang ditahan.**
"Pengkhianatan yang terjadi di sini sangat terang benderang," ujar Erdogan dalam wawancara eksklusif dengan CNN di Istana Presiden, Istanbul, Senin (18/7) malam waktu setempat.
Turki menghapus hukuman mati pada tahun 2004 lalu demi memenuhi prasyarat menjadi anggota Uni Eropa. Namun, sampai sekarang status anggota yang diidam-idamkan itu belum juga didapat.
Erdogan mengatakan, untuk menerapkan kembali hukuman mati diperlukan perubahan konstitusi yang disetujui oleh parlemen. Karena itu dia berharap faksi-faksi legislatif dapat segera berkumpul untuk mengambil keputusan.
"Jika mereka (parlemen) bersedia membicarakannya, maka saya sebagai presiden pasti akan menyetujui apapun yang diputuskan parlemen nanti," tutur mantan perdana menteri Turki itu.
Lebih lanjut Erdogan mengklaim bahwa pemberlakuan kembali hukuman mati adalah aspirasi rakyat. "Kenapa saya harus menahan dan memberi makan mereka (pelaku kudeta) di penjara selama bertahun-tahun. Itu yang disuarakan masyarakat, mereka ingin penyelesaian yang cepat," ucap dia.
Menurut Erdogan, upaya kudeta benar-benar membangkitkan kemarahan rakyat. Pasalnya, banyak warga sipil yang menjadi korban.
"Warga kehilangan keluarga, tetangga, anak. Mereka menderita, maka menjadi sangat sensitif. Kami (pemerintah) pun harus bertindak bijak dan sensitif juga," pungkasnya.
Sebelumnya, Uni Eropa mengancam akan menutup pintu bagi Turki jika hukuman mati kembali diterapkan. "Tidak ada negara bisa menjadi anggota Uni Eropa jika memberlakukan hukuman mati," ujar kepala urusan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini seperti diberitakan The Guardians.
Menurut Mogherini, Uni Eropa mendukung upaya Turki menghukum pihak-pihak yang terlibat dalam kudeta. Namun dia mengingatkan bahwa proses hukum dan hak asasi manusia harus tetap dijunjung tinggi.
Saat ini lebih dari tujuh ribu orang telah ditahan pemerintah Turki atas tuduhan terlibat kudeta. Sebagian besar dari mereka adalah anggota militer, namun ada juga hakim, jaksa, polisi dan pejabat pemerintahan yang ditahan.**
Editor | : | Tis-JPNN |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan