Kamis, 2 Oktober 2025

Breaking News

  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
  • Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi   ●   
  • Pemerintah Kabupaten Bengkalis Berikan Layanan Akta Kelahiran Door To Door   ●   
WNI KEMBALI DISANDERA KELOMPOK ABU SAYYAF
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, Sindir Lemahnya Kepemimpinan
Selasa 28 Juni 2016, 21:36 WIB
Mantan Panglima TNI Djoko Santoso

JAKARTA. Riaumadani. com - Sejumlah kalangan mengaku prihatin atas penyanderaan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Demikian juga dengan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso.

Terlebih lagi, penyanderaan terhadap WNI yang merupakan anak buah kapal tersebut bukan kali pertama terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Namun, sudah yang ketiga kalinya.

"Saya menangis terus, sampai tiga kali kita disandera Abu Sayyaf," ujar Djoko saat jadi pembicara diskusi "Paket Ekonomi Gagal Total, Menko Perekonomian Layak Mundur", di Tebet, Jakarta, Selasa, (28/6/2016).

Lebih jauh, Djoko juga mengkritik pola keamanan dan diplomasi Indonesia yang menurutnya lemah. Dia mengatakan, apabila dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI, markas Abu Sayyaf akan digempurnya dengan kekuatan laut dan udara. Pasalnya, hal itu sudah menyangkut harga diri bangsa Indonesia.

"Masih saja kita jatuh ke lubang yang sama setelah 3 kali. Sudah saatnya kita dengan Filipina menyerang itu (Abu Sayyaf). Kita dengan kekuatan laut dan udara, biar Filipina yang masuk dari darat. Ini taruhan bagi bendera kita," tegas Djoko.

Meski berasal dari angkatan Darat, Jenderal Djoko sangat terinspirasi dengan kisah pertempuran antara Yunani dan Persia 5 abad Sebelum Masehi. Kala itu, Yunani berhasil menghancurkan Persia melalui penggalangan kekuatan laut yang mumpuni, dan sangat menjaga keamanan laut.

Dia pun menyatakan bahwa kejadian WNI disandera oleh Abu Sayyaf hingga 3 kali berturut-turut ini mencerminkan kepemimpinan Indonesia yang lemah, dan gagalnya Indonesia me-manage strategi keamanan bagi warga negaranya.

"Masak kita disandera 3 kali, ini belasungkawa saya dan ini masalah kepemimpinan," tandas Djoko.**




Editor : Tis.RP
Kategori : Nasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top