Selasa, 22 Oktober 2024

Breaking News

  • Kampung Perincit Tuan Rumah Lomba Pemanfaatan Lahan Perkarangan "Aku Hatinya PKK" Tingkat Kecamatan Pusako 2024   ●   
  • Tim Satreskrim Polresta Pekanbaru Tangkap 22 Bandit, Kasat Reskrim Kompol Berry Juana : Kita Mau Kota Pekanbaru Kondusif   ●   
  • Ribuan Masyarakat Ikuti Jalan Santai dan Pembukaan 'Rohul Expo' Bersempena HUT Kabupaten Rokan Hulu Ke-25   ●   
  • Hadiri Pelantikan Presiden Ke 8, Sukiman Ajak Masyarakat Dukung Dan Berharap Yang Terbaik Bagi Indonesia   ●   
  • NGO Internasional Kagumi Pengelolaan Konservasi Mangrove Kampung Kayu Ara Permai Binaan PT ITA.   ●   
Debat Capres 2014
Prabowo Kuasai Isu Negara, Jokowi Kuasai Isu Daerah
Senin 16 Juni 2014, 06:04 WIB
Debat Capres 2914 Prabowo Vs jokowi

JAKARTA. Riaumadani.com - Pengamat Komunikasi Politik UIN Sunan Kalijaga Iswandi Syahputra memuji penampilan Prabowo Subianto dalam debat capres, Minggu [16/6/2014] malam. Menurutnya, Prabowo saat debat begitu menguasai hal-hal yang strategis untuk negara.

"Debat capres tersebut sudah sangat jelas menunjukkan kelas dan kualitas capres. Prabowo menguasai hal-hal yang strategis buat negara sedangkan Jokowi mengusai hal teknis daerah," ujar Iswandi, Senin [16/6/ ].

Debat capres putaran kedua kata Iswandi telah menunjukkan kelas dan kualitas kedua capres. Kelas dan kualitas capres tersebut antara lain dapat dilihat dari materi yang disampaikan dan retorika yang digunakan.

Pemahaman Jokowi lanjut Iswandi pada isu ekonomi makro dinilai masih sangat rapuh. "Jokowi sangat keteter menjawab beberapa isu makro ekonomi. Sebut saja misalnya soal hutang luar negeri atau perusahaan asing yang rugikan Infonesia. Apa saja pertanyaanya, jawaban Jokowi selalu sama, revolusi mental, perbaikan sistem dan kartu", jelasnya.

Sementara Prabowo, menurut Iswandi sangat menguasai berbagai isu makro ekonomi. "Jawaban Prabowo menggambarkan dengan jelas kemampuan dia memahami dan memberi resolusi persoalan bangsa. Tapi tampaknya Prabowo tidak begitu menguasai persoalan ekonomi mikro," ujarnya.

Namun demikian, menurut Iswandi perbedaan tersebut menguatkan personal branding masing-masing Capres. "Prabowo lebih gentle, sepertinya dia tidak biasa ngeles atau berkelit, lebih tepat mungkin dia tidak bisa akting. Bahkan dengan polosnya Prabowo mengaku tidak gunakan masukan dari penasehatnya.
Latar belakang militer tampaknya mempengaruhi karakter Prabowo dalam debat tersebut. Walau itu urusan setingkat menteri tapi dengan ksatria dia akui gagasan Jokowi soal industri kreatif itu baik. Demikian juga soal TPID, inikan urusan level Gubernur. Sementara Jokowi, terlihat mahir ngeles atau berkelit. Sesulit apapun pertanyaannya dijawab sama kalau tidak revolusi mental, perubahan sistem pasti tentang kartu. Ini capres atau marketing kartu?," katanya.

Dari segi retorika, Prabowo dinilai telah mengeluarkan 5 senjata retorika sekaligus mampu mempesona.

"Pada tahap awal Prabowo mampu menggunakan sekaligus dengan baik lima senjata retorika yaitu Invention [menemukan], arrangement [menyusun], style [menyajikan], memory [mengingat] dan delivery [menyampaikan]. Namun di bagian akhir Prabowo seperti kehilangan konsentrasi. Sedangkan Jokowi sama sekali seperti tidak menggunakan senjata retorika tersebut. Sampai di sini sebenarnya semakin jelas dapat dilihat siapa Capres yang miliki kemampuan retorika", ujarnya.

Menurut Iswandi, cara berdebat Jokowi bisa menjadi ancaman bagi peningkatan kualitas demokrasi. "Debat capres itu membahas masalah besar bangsa atau berbagai agenda yang mendapat perhatian publik secara luas. Kalau soal PTID, DAU atau DAK masuk materi debat capres, rendah sekali kehormatan sebuah debat Capres tersebut. Jika tim Jokowi tidak merubah gaya debat, Jokowi bisa membuat forum debat capres menjadi murahan", tutupnya.




Editor : Sumber : TNc
Kategori : Nasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top