Kamis, 2 Oktober 2025

Breaking News

  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
  • Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi   ●   
  • Pemerintah Kabupaten Bengkalis Berikan Layanan Akta Kelahiran Door To Door   ●   
Mandor Panen Jadi Korban Pembacokan
Eko Tarigan Mandor Panen Di PT RIGUNAS AGRI UTAMA Jadi Korban Pembacokan Arisman
Minggu 20 Desember 2015, 10:06 WIB
Eko Tarigan Mandor Panen Di PT RIGUNAS AGRI UTAMA Jadi Korban Pembacokan Arisman
PERANAP, INHU.  Riaumadani.com - Sebelumnya telah terjadi cecok mulut antara mandor panen divisi. II Sengkilo PT Rigunas Agri Utama Peranap dengan anggotanya. Namun tak disangka perang mulut tersebut berujung pada pembacokan pekerja harian kepada mandor panennya tersebut. Menurut keterangan Asst. Afdeling II M. Sembiring, bahwa pada hari jumat tgl 4 Des 2015 bertepatan waktu itu PT Rigunas sekitar tengah hari sedang
memberikan gaji pada karyawan.

Kemudian, malamnya sekira pukul 01.30 wib terjadi cecok mulut antara Arisman dan Eko Tarigan. Arisman tercatat sebagai pekerja harian dan Eko Tarigan adalah mandor panen. Dulunya Arisman adalah anggota pemanen Eko Tarigan. Saat ini Arisman bekerja sebagai prasarana karena sudah hampir 1 tahun Arisman tidak lagi menjadi pemanen.

Pada saat Arisman menjadi tenaga pemanen dulu sering tidak memenuhi target atau basis yang diharapkan perusahaan, dan pelaku juga sering dibanguni mandor untuk masuk kerja karena pelaku termasuk karyawan yang tergolong malas," beber M. Sembiring. Informasi lain yang diterima wartawan media ini, bahwa antara korban dan pelaku sebelumnya adalah teman baik. Mereka berdua sering pergi minum bersama- sama dan bisa dibilang tidak pernah ada permasalahan antar keduanya. Namun, entah apa pemicunya, malam hari na-as itu, Jumat Tanggal 04 Desember 2015 , sekira jam 01.00 dini hari , Arisman pulang kerumahnya.

Namun, tak tahu entah dari mana asal muasal permasalahannya, persis dekat rumah Arisman, keduanya dalam keadaan mabuk, dan Arisman ngomel-ngomel dekat rumahnya sendiri. Pada saat itu, korban menegur Arisman (Pelaku,red) agar jangan riebut-ribut atau jangan ngoce-ngoce, mungkin karena kurang senang Arisman ditegur Eko Tarigan ( korban , red), kemudian Arisman pulang ke rumahnya dan kembali lagi ke tempat korban.

Dengan membawa Egrek atau sejenis Pisau untuk memanen sawit , seketika langsung diayunkan pisau egrek tersebut ke-kepala Eko Tarigan hingga koyak lebih kurang 10 cm dan kedalaman kurang lebih 3 cm. Malam itu juga korban dibawah ke Puskesmas Peranap, namun kerena kurangnya alat medis di puskesmas maka paginya langsung dibawah ke rumah sakit Safira Pekan Baru. Sampai berita ini naik cetak, korban masih berada di rumah sakit Safira Pekan Baru.

Informasi lain diduga pemicunya, bahwa beberapa hari yang lalu ada keluar perintah dari menagemen perusahaan yang menyatakan, bahwa mulai tanggal 01 Desember 2015 kepada karyawan baik SKU maupun BHL yang belum mempunyai identitas diri atau KTP dan KK tidak boleh bekerja seperti biasanya, harus diurus dulu atau dilengkapi data dirinya, baru boleh bekerja. Sementara itu, tersangka pada saat itu sudah tidak bekerja lagi, sehingga orang warung atau kedai tidak mau memberikan bon makan karena tersangka tidak bekerja.

Padahal tersangka ini punya KTP dan KK, namun kenapa korban harus di rumahkan atau diberhentikan dari tempat pekerjaannya sebagai tenaga pemanen TBS. Sementara tersangka sudah bertahun-tahun bekerja di PT Rigunas Agri Utama Kebun Peranap.

Menurut Malam Sembiring, Asst.Afdeling II Sengkilo, karena sudah tidak ada lagi budged atau anggaran untuk biaya prasarana,"kilahnya.

Selain itu, Menurut tetangga tersangka yang tidak ingin disebut namanya menjelaskan, " Pelaku memang sudah jarang makan alias terancam hidupnya, karena telah diberhentikan bekerja oleh perusahaan.
Dan semalam sebelum kejadian , tersangka pagi hari mendatangi Asistent Afd II menanyakan pekerjaan karena sudah 3 (tiga) hari pelaku belum makan dan pelaku tidak boleh bekerja dengan berbagai alasan dari sang asistennya yang dianggap korban sebagai alasan yang sengaja dibuat-buat.

Pada saat itu juga, tersangka meminta hak atau segera dikeluarkan haknya agar bisa menyambung hidup atau mendapat modal untuk pulang kampung atau mencari kerja tempat lain, namun tidak ada juga jawaban dari asistennya (Malam Sembiring, red), bahkan asisten tersebut malah menyuruh tersangka untuk menjumpai Senior Manager bapak J. Simanjuntak sebagai pimpinan di PT Rigunas Agri Utama," jelasnya. Ditambahkan sumber, mendengar alasan dari sang Asisten, lalu dijawab oleh tersangka, " Saya tidak kenal
dengan Senior Manager yang saya tahu bapak sebagai asisten kami.

Masih menurut teman pelaku sebagai narasumber media ini , "Kami sudah bosan dengan cara memimpin atau mengatur asistent kami, karena setiap ada masalah selalu menyuruh menjumpai Senior Manager, jadi buat apa dia sebagai asisten afd II?,
Apakah memang seperti ini jalan yang ditempuh pihak perusahaan saat menghadapi para karyawan atau buruhnya yang dianggap kritis , hingga perusahaan memberhentikan pekerja dengan seenaknya,"ucap sumber menirukan ungkapan pelaku. Ditegaskan sumber, "Kalau memang seperti ini cara perusahaan menghadapi pekerjanya, Tolong keluarkan hak-hak pekerja, sehingga tidak ada lagi karyawan yang melawan atasannya, terutama permasalahan Arisman yang saat ini sudah menjadi tersangka karena menganiaya atasannya sendiri.

Seandainya hak-hak pelaku sebagai pekerja dipenuhi oleh perusahaan tidak mungkin pelaku berani melakukan tindakan anarkis seperti ini, sehingga mandor menjadi korbannya.**FERDINAN.EDY TAYU




Editor : FERDINAN EDY TAYU
Kategori : Inhu
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top