Tanpa Plang Nama, Pembangunan Jalan Penyeberangan Pasar Lama Kampung Benayah Diduga Proyek Siluman

RIAU MADANI. COM. SIAK, Pusako - Berdasarkan pantauan awak media di lapangan, pengerjaan proyek jalan di kampung Benayah kecamatan Pusako Kabupaten Siak, yakni jalan penyeberangan pasar lama Benayah ke Bunga Raya, tidak ada terlihat papan plank proyek atau sepanduk siapa pemenang tender proyek pengerjaan jalan tersebut sehingga menjadi tanda tanya ditengah masyarakat

Seperti diungkapkan salah seorang warga Benyah, "apakah pembangunan proyek itu dananya bersumber dari APBN, APBD, Provinsi atau APBD Kabupaten. Bukankah semuanya menggunakan keuangan Negara, jadi kalau proyek tanpa papan nama disebut dianggap proyek siluman" kata salah seorang warga Benayah yang enggan di Sebut namanya,
Kamis (01/09/2023) sore

Sementara kewajiban memasang plank papan nama proyek pengerjaan fisik tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Selain itu ada Permen PU No.12 Tahun 2014 tentang pembangunan drainase, infrastruktur, jalan dan proyek irigasi.
Regulasi ini mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai Negara wajib memasang papan nama proyek.

Dijelaskan, pentingnya informasi Papan nama tersebut, di antaranya memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pengerjaan proyek.

"Dengan adanya plang papan nama proyek itu, masyarakat dapat mengawasi secara langsung pengerjaan proyek yang ada di daerah mereka masing~masing .

Masih ditempat yang sama, Kepada awak Media, salah seorang pekerja jalan tersebut mengakui memang belum terpasang papan pemenang tender,

Ketika ditanya mengapa belum terpasang, Kami hanya pekerja pak dan kami juga tidak tau mengapa belum dipasang, tanyalah kepada Pak Penghulu.
ungkapnya dengan nada kesal

Sementara itu, Penghulu Kampung Benayah Sabarani ketika dikomfirmasi mengenai tidak adanya terpasang papan pemenang tender, melalui handphone lewat pesan What ShApp mengatakan, "Kemaren Sudah kami cetak sepanduk nya, tetapi karena salah, makanya tidak dibuat lagi Ucap Sabarani Singkat"
( Gunawan. s)