Jumat, 26 April 2024

Breaking News

  • Berhadiah Rp55 Juta, KPU Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pilgubri 2024   ●   
  • Wabup Rohul Hadiri Acara Prosesi Adat Jalang Monjalang Mamak di Gedung LKA Ujung Batu   ●   
  • Kejari Pasir Pengaraian dan Diskominfo Rohul Gelar Pelatihan Jurnalistik Bagi Staff Kejari   ●   
  • Pesan Bupati Kasmarni Kepala Sekolah Harus Fokus dan Optimalkan Kinerja Demi Kemajuan Pendidikan   ●   
  • Seorang Pria Ngaku Anggota Kodim Pekanbaru Kawal Kayu Diduga Ilegal Loging   ●   
Karhutla Riau 2023
Januari Hingga Mei 2023, 400 Hektar Lahan di Riau Terbakar
Jumat 05 Mei 2023, 06:03 WIB

Sejak Januari - Mei 2023 Lahan di Riau Terbakar Hingga 400 Hektar
RIAUMADANI. COM, PEKANBARU - Memiliki kekayaan hutan yang menjadi paru-paru dunia, Provinsi Riau masih rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Terutama wilayah gambut yang membuat proses pemadaman tak bisa berlangsung dengan cepat.

Sejak 1 Januari 2023 hingga 3 Mei 2023, diketahui luas lahan dan hutan yang terbakar sangat fantastis yakni 400,56 hektar.

Informasi ini dibenarkan oleh M Edy Afrizal Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau ketika dikonfirmasi oleh liputanoke.com.

"Iya benar itu data kumulatif tersebar di kabupaten/kota," jelasnya, Kamis (4/5/2023).

Namun, ia menjelaskan jika data tersebut bukan data kebakaran hutan dalam skala yang lebih luas.

"Bukan sekaligus satu hamparan besar kebakaran tersebut," ungkapnya meluruskan.

Data kumulatif tersebut, menurut Edy hasil rekapitulasi yang dilaporkan ke timnya setiap hari.

"Ada yang satu hektar, setengah hektar kemudian dijumlahkan, bukan satu hamparan, terpisah kecil-kecil," jelasnya.

Sementara itu, salah satu penyebab terjadinya karhutla ini menurut Edy akibat kelalaian masyarakat yang tak sengaja dan juga masalah urusan perut. Padahal sosialisasi terus gencar dilakukan agar karhutla tidak meluas.

"Sosialisasi terus dilakukan, yang namanya masyarakat tidak bisa disalahkan juga jika menyangkut urusan perut. Misalnya naik motor buang puntung rokok, orang pergi mancing bikin api unggun lupa matikan api, atau orang pencari lebah, baranya jatuhnya ke semak yang kering," ungkapnya menjelaskan hal sepele karhutla bisa terjadi.

Meski demikian, pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar kasus karhutla ini tidak kembali terulang. Karena api akan sulit dikontrol terutama jika angin kencang dan musim kemarau yang membuat ranting dan dahan yang kering, api cepat membesar dan melebar.

"Rasanya sosialisasi sudah cukup optimal baik kawan-kawan media, kawan mahasiswa yang KKN, juga sosialisasi kepada masyarakat. Dan juga sosialisasi dari provinsi/kabupaten kota dari TNI/Polri, Kamtibmas. Jika memang ada yang membakar itu ya oknum lagi. Untuk sanksi hukum bagi pelaku sebaiknya dikonfirmasi ke penegak hukum," tegasnya.

Sementara itu dari 12 kabupaten Edy Afrizal menyebutkan ada dua daerah yang nihil dari terjadinya karhutla ini,"Kuansing dan Rokan Hulu," pungkasnya. (**)

 




Editor : Tis
Kategori : Pekanbaru
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top