PEKANBARU - Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) oleh mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus menyampaikan sejumlah tuntutan, Selasa (6/9/2022). Sebelum membacakan tuntutan, mahasiswa bergantian berorasi.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB itu diawali dengan orasi dari masing-masing ketua organisasi yakni dari PMII, IMM, GMKI, PMKRI, GMNI, dan Hima Persis Pekanbaru.
Ketua PMKRI Pekanbaru Asi Hotmario Sihombing dalam orasinya mengatakan, kenaikan harga BBM subsidi jelas mencekik rakyat kecil. Selama 77 tahun Republik Indonesia Merdeka, menurutnya rakyat belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan karena kemerdekaan hanya dinikmati elite dan mafia.
"Kenaikan BBM mencekik rakyat kecil. Yang kenyang para elite dan mafia. Kita tidak akan pasrah, maka kita menolak kenaikan BBM subsidi. Kami turun murni karena penderitaan dan suara rakyat. Kami akan berjuang sampai tuntas," kata dia.
Massa buruh sempat dipersilakan masuk ke dalam gedung rakyat setelah satu jam berorasi. Ada 10 perwakilan buruh yang diterima anggota DPRD Riau di ruang madium.
Namun, perwakilan buruh merasa kecewa karena hanya 1 anggota dewan yang menemui mereka yakni dari Komisi I, Mardianto Manan. Padahal, ada 64 anggota DPRD Riau saat ini.
Dalam aksi tersebut, sempat terjadi saling dorong antara mahasiswa dengan petugas kepolisian yang berjaga di gerbang gedung sebelum anggota DPRD Riau Mardianto Manan menemui massa.
Di hadapan Mardianto Manan, mahasiswa membacakan kertas tuntutan. Mardianto Manan kemudian berjanji akan sampaikan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat dan Gubernur Riau.
"Saat pertama kali diumumkan, saya menolak kenaikan BBM," kata Mardianto Manan.
Adapun tuntutan massa aksi yaitu pertama meminta pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, menjamin ketersediaan BBM secara berkelanjutan, dan menjamin pendistribusian BBM bersubsidi tepat sasaran.
Lalu mendesak pemerintah RI untuk memberantas mafia migas. Selanjutnya mendesak pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung bagi masyarakat dan dialihkan ke anggaran subsidi BBM.
Sebelumnya, puluhan massa buruh yang berunjuk rasa di depan gedung DPRD Riau, Selasa (6/9/2022). Mereka menyatakan akan kembali menggelar aksi pada Selasa (13/9/2022) mendatang. Mereka merasa kecewa karena hanya diterima oleh satu anggota dewan.
"Kami akan kembali tanggal 13 nanti dengan massa yang lebih banyak lagi. Kami sangat kecewa hanya satu anggota dewan yang menemui kami. Kami akan berada di depan. Kami tidak akan gentar," kata orator dalam aksi tersebut, Selasa (6/9/2022). (**)
Editor | : | TIS |
Kategori | : | Pekanbaru |