Kamis, 2 Oktober 2025

Breaking News

  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
  • Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi   ●   
  • Pemerintah Kabupaten Bengkalis Berikan Layanan Akta Kelahiran Door To Door   ●   
Rachmawati Soekarno Putri Serang Jokowi dan Megawati
Rachmawati Soekarno Putri. KPK Tangkap Megawati
Minggu 12 April 2015, 12:04 WIB
Rachmawati Soekarnoputri
JAKARTA, Riaumadani. com - Putri mendiang Presiden Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri kaget dengan operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi [KPK)] terhadap kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan [PDIP] saat kongres di Bali.

‎"Saya terkejut KPK berani. Saya angkat topi untuk KPK," kata Rachma usai relaunching buku "Persahabatan Presiden Soekarno dan Presiden Korea Utara Kim Il Sung", di Universitas Bung Karno, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat [10/4/2015].

Namun, kakak kandung Megawati Soekarnoputri ini masih mencurigai motif di balik operasi tangkap tangan KPK terhadap kader PDIP itu. Dia menilai ada unsur pencitraan dan penutupan kasus di balik ini perstiwa itu. Sebab banyak kasus besar yang sebetulnya tinggal menunggu keberanian KPK untuk membongkarnya.

"Kalau mau ungkap kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Seret Megawati dong. Negara dirugikan Rp 134,8 triliun. Padahal, kasus itu sudah lama sekali, kasus itu lebih dulu dari kasus Bank Century yang belum juga belum terungkap. Ini yang buat saya curiga," kata Rachma.

Terlebih, kata Rachma, KPK berani melakukan operasi tangkap tangan [OTT], tapi tak berani bongkar perkara Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan.

"Apakah KPK berani melawan Bareskrim Polri. Jadi saya nilai OTT cuma kamuflase aja. Kalau untuk kasus seperti ini KPK nyalinya kecil," kata Rachma.

Dia menduga, Plt Ketua KPK Taufiqqurahman Ruki sudah dipolitisasi. Apalagi melihat kasus Komjen Budi Gunawan yang tidak kunjung menemui titik terang. Malah kasus tersebut cenderung akan diberhentikan atau SP3. Setelah itu BG santer dijadikan Wakapolri, yang nantinya juga tetap akan menjadi Kapolri."Ujar Rachma.**




Editor : Sumber: Tribunnews.com
Kategori : Hukum
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top