
KINERJA BUPATI KEP. MERANTI IRWAN NASIR
Jabatan Irwan Nasir sebagai Bupati Kepulauan Meranti,
tinggal menghitung hari dan akan digantikan oleh Bupati terpilih
nantinya. Diketahui, Irwan memimpin Kabupaten Kepulauan Meranti sudah 10
tahun pada 17 Februari 2021 mendatang
Dua Periode Menjabat Bupati Kepulauan Meranti, Ini Dia Kinerja Yang Berhasil Dicapai Irwan Nasir
Minggu 14 Februari 2021, 23:19 WIB
RIAUMADANI. COM - Jabatan Irwan Nasir sebagai Bupati Kepulauan Meranti, tinggal menghitung hari dan akan digantikan oleh Bupati terpilih nantinya. Diketahui, Irwan memimpin Kabupaten Kepulauan Meranti sudah 10 tahun pada 17 Februari 2021 mendatang. Pada periode pertama yakni 2010-2015, Irwan didampingi oleh Masrul Kasmy. Sementara di periode kedua yaitu 2016-2021, Irwan didampingi oleh Said Hasyim.
Meski sudah 10 tahun mengabdi, namun, Irwan mengaku masih ada pekerjaan yang hingga saat ini belum terselesaikan.
Pekerjaan itu tidak terselesaikan adanya kendala dan hambatan seperti tantangan geografis, yakni alam Kepulauan Meranti membutuhkan kos besar untuk membangun. Kemudian perubahan geopolitik, yang berujung perubahan kebijakan baik di tingkat pusat maupun provinsi yang berdampak pada komposisi keuangan daerah.
Tapi Irwan juga membeberkan pencapaian keberhasilannya memimpin daerah berjuluk negeri sagu itu dalam dua periode.
Bupati definitif pertama itu mengatakan meski belum sempurna, Irwan menyatakan dirinya telah berbuat banyak. Upaya dilakukan Pemkab Kepulauan Meranti sudah membuahkan perubahan yang signifikan.
"Selain geografis kita yang berpulau yang menyebabkan tingginya kos pembangunan perubahan kebijakan di tingkat pusat juga membatasi gerak kreasi kita membangun daerah. Intinya tidak mudah bangun Meranti dengan kondisi daerah berpulau dan anggaran minim, namun itu bisa dilakukan dengan usaha yang keras," jelasnya.
Bagaimanapun situasi tersebut, sambung Irwan, upaya meletakkan pondasi pembangunan terus dilakukan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat yakni, fokus pada program yang memperhatikan aspek pertumbuhan (growth), pemerataan (developing), dan berkelanjutan (sustainable).
"Diantara yang menjadi fokus kita adalah menstabilkan keuangan daerah. Alhamdulillah, APBD kita tetap berada dalam kisaran satu triliun lebih. Tanpa uang kita akan sulit membangun, dan alhamdulillah kita mampu mengelola dengan baik hingga mendapatkan delapan opini WTP berturut-turut, begitu juga dengan penilaian SAKIP yang memperoleh predikat BB," beber Irwan.
Irwan tidak menafikan jika awal pembentukan kabupaten ini banyak sekalian celaan yang dilontarkan sebagian orang. Dia mengatakan jika cemoohan itu bisa dipatahkan dan hari ini Kepulauan Meranti bisa berkembang dan hampir sejajar dengan kabupaten lain.
Dalam kurun waktu satu dekade ini banyak sudah capaian pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi harapan masyarakat sesuai dengan cita-cita pemekaran.
Merangkai pulau membangun negeri merupakan strategi Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir dalam melaksanakan pembangunan di kabupaten bungsu di Riau ini saat ini sudah terbangun dengan baik.
Konsep tersebut dianggap sangat relevan, mengingat kondisi geografis wilayah yang berpulau dan dipisahkan oleh lautan dan sungai.
Dikatakan pembangunan infrastruktur dilakukan secara bertahap. Pembangunan infrastruktur itu diharapkan bisa membuka isolasi bagi desa yang terisolir.
Adapun jalan yang sudah terbangun hingga saat ini baik semenisasi maupun base ataupun hot mix sepanjang 929.41 Kilometer. Dua jembatan megah yakni di Desa Mekarsari dan Sungai Tohor serta ratusan jembatan penyeberangan.
Dari sisi laut, Pemkab juga telah membangun tiga pelabuhan Roro, dan puluhan dermaga pelabuhan di setiap desa.
"Kita memang bertahap dalam melakukan pembangunan infrastruktur, tentu saja kondisi ini terus saja berubah sejak 10 tahun silam. Kita juga terus berupaya membangun jalan untuk membuka akses bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian yang memakan anggaran yang tidak sedikit sampai ratusan miliar pertahun, semuanya agar masyarakat yang tinggal di desa dapat merasakan manfaat dari dampak pembangunan itu," ujar Irwan Nasir.
Pemkab Kepulauan Meranti terus berbenah dan bekerja keras dalam membangun pondasi-pondasi pembangunan berupa infrastruktur dasar, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pengembangan sektor-sektor pendorong ekonomi guna menekan angka kemiskinan.
Terbukti angka kemiskinan turun signifikan dan drastis dalam kurun waktu yang lima tahun.
"Angka kemiskinan kita mencapai 42,5 persen saat kabupaten ini dimekarkan, secara perlahan tapi pasti berhasil ditekan pada angka 27 persen pada akhir ini atau sekitar 48 ribu jiwa dari 208.118 jiwa jumlah penduduk. Tidak banyak daerah yang mampu menekan angka kemiskinan diatas lima persen dalam satu periode atau lima tahun," katanya.
Dalam bidang pendidikan, Irwan Nasir juga dinilai peduli dengan sektor tersebut. Baik sarana dan prasarana, kualitas pendidikan maupun kesejahteraan guru.
Hal itu dibuktikan dengan diberikannya penghargaan Dwija Praja Nugraha. Dimana itu sebuah apresiasi tertinggi dari guru-guru yang tergabung dalam PGRI kepada Kepala Daerah yang memiliki komitmen teguh memajukan kualitas, pembangunan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru.
Saat ini sudah berdiri gedung sekolah-sekolah megah yang dulunya kondisinya sangat memperihatinkan, dimana waktu itu gedung sekolah banyak yang berasal dari warisan Bengkalis.
Untuk sumber daya manusia, Pemkab Kepulauan Meranti juga telah menyekolahkan ratusan putra dan putri daerah ke beberapa universitas terkenal di Indonesia.
Untuk bidang kesehatan, setiap tahunnya Pemkab mengalokasikan anggaran cukup besar untuk bidang ini, baik itu untuk pembangunan, perbaikan dan penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatan yang sangat representatif seperti Puskesmas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Selain Puskemas, Pemkab Kepulauan Meranti juga membangun fasilitas kesehatan di pedesaan. Dimana saat ini di seluruh kecamatan sudah berdiri Puskesmas megah dengan fasilitas rawat inap yang kedepannya akan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit Pratama. Selain itu penambahan SDM tenaga medis, baik itu dokter maupun perawat juga terus dilakukan. Begitu juga di RSUD, dimana saat ini sudah hampir semua dokter spesialis lengkap dengan peralatan kesehatan canggih ada di RSUD.
Untuk sektor perkebunan, Irwan Nasir juga berhasil mengantarkan sagu sebagai salah satu sumber pangan nasional. Dimana pertama kali di dunia bibit sagu dilepas varietasnya oleh Kementerian. Kepulauan Meranti juga sukses mendorong lembaga-lembaga pusat seperti Bulog, BRG, Kementerian Perindustrian, Kemenko Perekonomian, Kemenhut dan Kementan terlibat aktif dalam pengembangan sagu nasional.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah rasio elektrifikasi yang sudah mencapai 100 persen dan dari 96 desa baru 2 desa saja yang belum hidup 24 jam. Namun hal itu akan segera diupayakan pihak PLN untuk menyambung jaringan kelistrikan tersebut.
Irwan menyebut, program-program tersebut nantinya akan dilanjutkan oleh Bupati Kepulauan Meranti penggantinya. Dikatakan apa yang dilakukan saat ini sebagai basis kebijakan atas dasar bagi pembangunan Meranti kedepannya.
Dirinya pun berharap kepada pemerintah yang akan datang dapat berkonsentrasi untuk membangun daerah khususnya menuntaskan beberapa persoalan daerah yang dinilai sangat prinsip, yang sangat mempengaruhi kehidupan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Itu nanti tugasnya bupati selanjutnya. Mudah-mudahan apa yang telah dicapai bisa berkelanjutan," ujarnya.
Meski selama menjabat sudah ada beberapa hal yang telah dilakukan, namun orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Meranti ini mengaku belum ada apa-apanya.
"Kami bekerja tanpa dukungan masyarakat juga tidak bisa, artinya pembangunan yang dinilai berhasil itu karena dukungan masyarakat semua," terangnya.
Irwan juga menegaskan, meski Meranti baru 12 tahun berdiri namun sudah hampir setara dengan kabupaten/kota yang sudah lama berdiri di Riau. Bahkan, khusus dalam pengelolaan sagu, Meranti sudah dikenal di seantero tanah air. Hal itu berkat upaya tak kenal lelah Meranti mem-branding sagu sebagai bahan pangan sehat.
"Padahal sagu itu komoditi yang tidak pernah diperhatikan bahkan dianggap pangan masyarakat bawah. Tapi kita punya keyakinan dan strategi. Alhamdulillah banyak daerah datang ke kampung kita belajar tentang sagu," tutupnya. Hrc
Meski sudah 10 tahun mengabdi, namun, Irwan mengaku masih ada pekerjaan yang hingga saat ini belum terselesaikan.
Pekerjaan itu tidak terselesaikan adanya kendala dan hambatan seperti tantangan geografis, yakni alam Kepulauan Meranti membutuhkan kos besar untuk membangun. Kemudian perubahan geopolitik, yang berujung perubahan kebijakan baik di tingkat pusat maupun provinsi yang berdampak pada komposisi keuangan daerah.
Tapi Irwan juga membeberkan pencapaian keberhasilannya memimpin daerah berjuluk negeri sagu itu dalam dua periode.
Bupati definitif pertama itu mengatakan meski belum sempurna, Irwan menyatakan dirinya telah berbuat banyak. Upaya dilakukan Pemkab Kepulauan Meranti sudah membuahkan perubahan yang signifikan.
"Selain geografis kita yang berpulau yang menyebabkan tingginya kos pembangunan perubahan kebijakan di tingkat pusat juga membatasi gerak kreasi kita membangun daerah. Intinya tidak mudah bangun Meranti dengan kondisi daerah berpulau dan anggaran minim, namun itu bisa dilakukan dengan usaha yang keras," jelasnya.
Bagaimanapun situasi tersebut, sambung Irwan, upaya meletakkan pondasi pembangunan terus dilakukan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat yakni, fokus pada program yang memperhatikan aspek pertumbuhan (growth), pemerataan (developing), dan berkelanjutan (sustainable).
"Diantara yang menjadi fokus kita adalah menstabilkan keuangan daerah. Alhamdulillah, APBD kita tetap berada dalam kisaran satu triliun lebih. Tanpa uang kita akan sulit membangun, dan alhamdulillah kita mampu mengelola dengan baik hingga mendapatkan delapan opini WTP berturut-turut, begitu juga dengan penilaian SAKIP yang memperoleh predikat BB," beber Irwan.
Irwan tidak menafikan jika awal pembentukan kabupaten ini banyak sekalian celaan yang dilontarkan sebagian orang. Dia mengatakan jika cemoohan itu bisa dipatahkan dan hari ini Kepulauan Meranti bisa berkembang dan hampir sejajar dengan kabupaten lain.
Dalam kurun waktu satu dekade ini banyak sudah capaian pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi harapan masyarakat sesuai dengan cita-cita pemekaran.
Merangkai pulau membangun negeri merupakan strategi Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir dalam melaksanakan pembangunan di kabupaten bungsu di Riau ini saat ini sudah terbangun dengan baik.
Konsep tersebut dianggap sangat relevan, mengingat kondisi geografis wilayah yang berpulau dan dipisahkan oleh lautan dan sungai.
Dikatakan pembangunan infrastruktur dilakukan secara bertahap. Pembangunan infrastruktur itu diharapkan bisa membuka isolasi bagi desa yang terisolir.
Adapun jalan yang sudah terbangun hingga saat ini baik semenisasi maupun base ataupun hot mix sepanjang 929.41 Kilometer. Dua jembatan megah yakni di Desa Mekarsari dan Sungai Tohor serta ratusan jembatan penyeberangan.
Dari sisi laut, Pemkab juga telah membangun tiga pelabuhan Roro, dan puluhan dermaga pelabuhan di setiap desa.
"Kita memang bertahap dalam melakukan pembangunan infrastruktur, tentu saja kondisi ini terus saja berubah sejak 10 tahun silam. Kita juga terus berupaya membangun jalan untuk membuka akses bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian yang memakan anggaran yang tidak sedikit sampai ratusan miliar pertahun, semuanya agar masyarakat yang tinggal di desa dapat merasakan manfaat dari dampak pembangunan itu," ujar Irwan Nasir.
Pemkab Kepulauan Meranti terus berbenah dan bekerja keras dalam membangun pondasi-pondasi pembangunan berupa infrastruktur dasar, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pengembangan sektor-sektor pendorong ekonomi guna menekan angka kemiskinan.
Terbukti angka kemiskinan turun signifikan dan drastis dalam kurun waktu yang lima tahun.
"Angka kemiskinan kita mencapai 42,5 persen saat kabupaten ini dimekarkan, secara perlahan tapi pasti berhasil ditekan pada angka 27 persen pada akhir ini atau sekitar 48 ribu jiwa dari 208.118 jiwa jumlah penduduk. Tidak banyak daerah yang mampu menekan angka kemiskinan diatas lima persen dalam satu periode atau lima tahun," katanya.
Dalam bidang pendidikan, Irwan Nasir juga dinilai peduli dengan sektor tersebut. Baik sarana dan prasarana, kualitas pendidikan maupun kesejahteraan guru.
Hal itu dibuktikan dengan diberikannya penghargaan Dwija Praja Nugraha. Dimana itu sebuah apresiasi tertinggi dari guru-guru yang tergabung dalam PGRI kepada Kepala Daerah yang memiliki komitmen teguh memajukan kualitas, pembangunan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru.
Saat ini sudah berdiri gedung sekolah-sekolah megah yang dulunya kondisinya sangat memperihatinkan, dimana waktu itu gedung sekolah banyak yang berasal dari warisan Bengkalis.
Untuk sumber daya manusia, Pemkab Kepulauan Meranti juga telah menyekolahkan ratusan putra dan putri daerah ke beberapa universitas terkenal di Indonesia.
Untuk bidang kesehatan, setiap tahunnya Pemkab mengalokasikan anggaran cukup besar untuk bidang ini, baik itu untuk pembangunan, perbaikan dan penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatan yang sangat representatif seperti Puskesmas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Selain Puskemas, Pemkab Kepulauan Meranti juga membangun fasilitas kesehatan di pedesaan. Dimana saat ini di seluruh kecamatan sudah berdiri Puskesmas megah dengan fasilitas rawat inap yang kedepannya akan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit Pratama. Selain itu penambahan SDM tenaga medis, baik itu dokter maupun perawat juga terus dilakukan. Begitu juga di RSUD, dimana saat ini sudah hampir semua dokter spesialis lengkap dengan peralatan kesehatan canggih ada di RSUD.
Untuk sektor perkebunan, Irwan Nasir juga berhasil mengantarkan sagu sebagai salah satu sumber pangan nasional. Dimana pertama kali di dunia bibit sagu dilepas varietasnya oleh Kementerian. Kepulauan Meranti juga sukses mendorong lembaga-lembaga pusat seperti Bulog, BRG, Kementerian Perindustrian, Kemenko Perekonomian, Kemenhut dan Kementan terlibat aktif dalam pengembangan sagu nasional.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah rasio elektrifikasi yang sudah mencapai 100 persen dan dari 96 desa baru 2 desa saja yang belum hidup 24 jam. Namun hal itu akan segera diupayakan pihak PLN untuk menyambung jaringan kelistrikan tersebut.
Irwan menyebut, program-program tersebut nantinya akan dilanjutkan oleh Bupati Kepulauan Meranti penggantinya. Dikatakan apa yang dilakukan saat ini sebagai basis kebijakan atas dasar bagi pembangunan Meranti kedepannya.
Dirinya pun berharap kepada pemerintah yang akan datang dapat berkonsentrasi untuk membangun daerah khususnya menuntaskan beberapa persoalan daerah yang dinilai sangat prinsip, yang sangat mempengaruhi kehidupan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Itu nanti tugasnya bupati selanjutnya. Mudah-mudahan apa yang telah dicapai bisa berkelanjutan," ujarnya.
Meski selama menjabat sudah ada beberapa hal yang telah dilakukan, namun orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Meranti ini mengaku belum ada apa-apanya.
"Kami bekerja tanpa dukungan masyarakat juga tidak bisa, artinya pembangunan yang dinilai berhasil itu karena dukungan masyarakat semua," terangnya.
Irwan juga menegaskan, meski Meranti baru 12 tahun berdiri namun sudah hampir setara dengan kabupaten/kota yang sudah lama berdiri di Riau. Bahkan, khusus dalam pengelolaan sagu, Meranti sudah dikenal di seantero tanah air. Hal itu berkat upaya tak kenal lelah Meranti mem-branding sagu sebagai bahan pangan sehat.
"Padahal sagu itu komoditi yang tidak pernah diperhatikan bahkan dianggap pangan masyarakat bawah. Tapi kita punya keyakinan dan strategi. Alhamdulillah banyak daerah datang ke kampung kita belajar tentang sagu," tutupnya. Hrc
Editor | : | TIS |
Kategori | : | Meranti |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan