
TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan yang Tangani Covid-19 di Meranti Menjerit, Insentif Tak Kunjung Dibayarkan
Menyedihkan Tenaga Kesehatan Tangani Covid-19 di RSUD Meranti Belum Terima Insentif Sepeserpun
Senin 14 September 2020, 23:09 WIB

SELATPANJANG. RIAUMADANI. COM - Sampai saat ini seluruh tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 baik yang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepulauan Meranti belum menerima uang insentif sepeser pun.
Insentif tersebut sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya sesuai yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/278/2020 Tahun 2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian bagi tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19.
"Memang belum ada cair sampai saat ini, katanya masih nunggu verifikasi dari Dinkes. Itulah kadang heran saya melihat kondisi ini. Padahal tenaga medis ini bekerja benar-benar kontak langsung dengan pasien Covid-19. Tapi sampai sekarang tidak ada perhatian khusus, miris sekali," kata seorang tenaga kesehatan yang bertugas untuk melayani Covid-19 yang meminta namanya tidak disebutkan.
Menurut tenaga kesehatan tersebut, mereka hanya berharap perhatian dari pemerintah daerah, karena sebelumnya sudah dijanjikan kepada mereka adanya uang insentif untuk membantu mereka yang bertugas di garda depan dalam penanganan Covid-19.
"Bahkan Yang Non Medis hanya pencegahan Promotiv Primer saya dengar sudah pernah dapat. Ini memang sangat memprihatinkan, dimana perhatian pemerintah terhadap tenaga medis sampai saat ini masih nol belaka," ujarnya.
Selain harus kecewa akibat tidak ada insentif yang belum dibayarkan dan memperhatikan kesejahteraan mereka, tugas berat juga sedang menanti, dimana pasien Covid-19 di Kepulauan Meranti terus saja bertambah
"Kami sangat sedih dengan kondisi ini namun apakan daya, kami mau mengadu kemana," ujarnya lagi.
Dikatakan dengan pekerjaan yang sangat berat menanti belum lagi berisiko terpapar virus dan dengan hitungan gaji yang terbilang kecil membuat tenaga medis enggan untuk mengabdi.
"Apalagi jumlah tenaga medis di Meranti sangat minim, dibuka saja lowongan kerja, pelamarnya tidak akan ada. Misalnya RSUD kita kekurangan tenaga untuk perawat di ruangan Pinere. Jujur saja kalau dibuka lowongan hanya dengan gaji Rp 1.280 000, saya jamin tidak akan ada yang mau mendaftar. Hal ini harus dipikirkan, dan kalau terjadi lonjakan kasus Covid-19 di daerah kita dan kalau sampai tenaga medis tidak sanggup dan menyerah, siapa lagi yang mau merawat," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Pembiayaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Alamsyah Mubarak mengatakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mengakomodir insentif tenaga kesehatan (Nakes) Covid 19 di Kepulauan Meranti sebesar Rp1,6 miliar masih mengendap di kas umun daerah. Padahal anggaran tersebut telah diterima dari Pemerintah pada pertengahan Juli 2020 lalu.
Untuk teknis dari pelaksanaan penyaluran ke masing masing tenaga kesehatan, ia mengaku masih menunggu tindaklanjut usulan pencairan dari Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti.
"Sampai saat ini belum ada usulan pencairan dari Dinas Kesehatan, uangnya sudah lama ada di kas," kata Mubarak.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti Asrul Meldi mengaku untuk proses pencairan ke masing masing tenaga kesehatan itu terhambat oleh aturan yang berbelit-belit.
Kondisi itu dikatakannya tidak hanya dialami oleh Pemkab Kabupaten Kepulauan Meranti, melainkan seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
"Saat uang itu diterima tidak disertai dengan petunjuk yang jelas dari pemerintah pusat makanya sedikit terhambat. Saat ini kami sedang verifikasi, jika udah selesai maka akan disalurkan," ujarnya. (Hrc)
Insentif tersebut sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya sesuai yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/278/2020 Tahun 2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian bagi tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19.
"Memang belum ada cair sampai saat ini, katanya masih nunggu verifikasi dari Dinkes. Itulah kadang heran saya melihat kondisi ini. Padahal tenaga medis ini bekerja benar-benar kontak langsung dengan pasien Covid-19. Tapi sampai sekarang tidak ada perhatian khusus, miris sekali," kata seorang tenaga kesehatan yang bertugas untuk melayani Covid-19 yang meminta namanya tidak disebutkan.
Menurut tenaga kesehatan tersebut, mereka hanya berharap perhatian dari pemerintah daerah, karena sebelumnya sudah dijanjikan kepada mereka adanya uang insentif untuk membantu mereka yang bertugas di garda depan dalam penanganan Covid-19.
"Bahkan Yang Non Medis hanya pencegahan Promotiv Primer saya dengar sudah pernah dapat. Ini memang sangat memprihatinkan, dimana perhatian pemerintah terhadap tenaga medis sampai saat ini masih nol belaka," ujarnya.
Selain harus kecewa akibat tidak ada insentif yang belum dibayarkan dan memperhatikan kesejahteraan mereka, tugas berat juga sedang menanti, dimana pasien Covid-19 di Kepulauan Meranti terus saja bertambah
"Kami sangat sedih dengan kondisi ini namun apakan daya, kami mau mengadu kemana," ujarnya lagi.
Dikatakan dengan pekerjaan yang sangat berat menanti belum lagi berisiko terpapar virus dan dengan hitungan gaji yang terbilang kecil membuat tenaga medis enggan untuk mengabdi.
"Apalagi jumlah tenaga medis di Meranti sangat minim, dibuka saja lowongan kerja, pelamarnya tidak akan ada. Misalnya RSUD kita kekurangan tenaga untuk perawat di ruangan Pinere. Jujur saja kalau dibuka lowongan hanya dengan gaji Rp 1.280 000, saya jamin tidak akan ada yang mau mendaftar. Hal ini harus dipikirkan, dan kalau terjadi lonjakan kasus Covid-19 di daerah kita dan kalau sampai tenaga medis tidak sanggup dan menyerah, siapa lagi yang mau merawat," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Pembiayaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Alamsyah Mubarak mengatakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mengakomodir insentif tenaga kesehatan (Nakes) Covid 19 di Kepulauan Meranti sebesar Rp1,6 miliar masih mengendap di kas umun daerah. Padahal anggaran tersebut telah diterima dari Pemerintah pada pertengahan Juli 2020 lalu.
Untuk teknis dari pelaksanaan penyaluran ke masing masing tenaga kesehatan, ia mengaku masih menunggu tindaklanjut usulan pencairan dari Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti.
"Sampai saat ini belum ada usulan pencairan dari Dinas Kesehatan, uangnya sudah lama ada di kas," kata Mubarak.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti Asrul Meldi mengaku untuk proses pencairan ke masing masing tenaga kesehatan itu terhambat oleh aturan yang berbelit-belit.
Kondisi itu dikatakannya tidak hanya dialami oleh Pemkab Kabupaten Kepulauan Meranti, melainkan seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
"Saat uang itu diterima tidak disertai dengan petunjuk yang jelas dari pemerintah pusat makanya sedikit terhambat. Saat ini kami sedang verifikasi, jika udah selesai maka akan disalurkan," ujarnya. (Hrc)
Editor | : | TIS |
Kategori | : | Meranti |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan