Olimpiade Tokyo 2020
Greysia Polii/Rahayu Apriani Raih Emas Bersejarah, Indonesia Raya Akhirnya Berkumandang di Olimpiade
Senin 02 Agustus 2021, 09:21 WIB
Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii (kanan) dan Rahayu Apriyani, meluapkan kegembiraan usai mengandaskan ganda andalan Korea Selatan, Lee Soo Hee dan Shin Seung Chan dalam babak semifinal Olimpiade Tokyo, Sabtu (31/
RIAUMADANI. COM - Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii (kanan) dan Rahayu Apriyani, meluapkan kegembiraan usai mengandaskan ganda andalan Korea Selatan, Lee Soo Hee dan Shin Seung Chan dalam babak semifinal Olimpiade Tokyo, Sabtu (31/7/2021).
Greysia Polii dan Rahayu Apriyani langsung menangis haru begitu dipastikan menyumbang medali emas untuk Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Tampil sebagai non-unggulan, mereka berhasil menundukkan unggulan kedua asal China, Jia Yifan/Chen Qingchen, dalam dua set langsung, 21-19 dan 21-15 dalam pertandigan di Musashino Forest Sports Plaza Tokyo
Ini adalah sejarah baru yang ditorehkan Greys dan Apri, panggilan akrab pasangan ganda putri itu.
Baru kali pertama ada ganda putri Indonesia yang tampil di babak final dan langsung mempersembahkan medali emas sejak badminton dipertandingkan di Olimpiade pada 1992.
Anthony Ginting bakal hadapi pebulutangkis Guatemala untuk rebut medali perunggu
Pesan Candra dan Owi, peraih emas Olimpiade, untuk pemain badminton Indonesia yang berjuang di Tokyo
Sejarah bulu tangkis di Olimpiade: Mengapa Indonesia sulit lahirkan Susy Susanti generasi baru?
Tampil sabar dan konsisten
Dalam final melawan Jia dan Chen yang berlangsung tidak sampai sejam itu, Greys dan Apri tampil sabar dan konsisten.
Mereka memainkan reli-reli panjang sampai akhirnya lawan membuat kesalahan, baik itu menempatkan shuttle cock ke luar lapangan maupun menyangkut di net.
"Kunci kami adalah ketenangan dan kesabaran. Pokoknya kami naikkan mental dulu sebelum pertandingan," ujar Greys, yang juga mengaku mereka jarang main media sosial selama ini.
Begitu pula Apri yang menyatakan mereka harus selalu fokus ke partai berikut setiap kali menang. "Sebelum bertanding kami sudah bahas strategi. Dan yang penting kami tetap jaga pikiran dan ketenangan di lapangan," kata Apri.
Strategi itu juga Greys dan Apri terapkan dalam babak semifinal Sabtu (31/7/2021), saat berhasil mengandaskan ganda andalan Korea Selatan, Lee Soo Hee dan Shin Seung Chan, dalam dua set langsung, 21-19 dan 21-17, selama 71 menit.
Dalam jumpa pers usai pertandingan, Greysia mengungkapkan penguasaan mental atas atmosfer pertandingan menjadi kunci kemenangan. "Karena kita sering bertemu, jadi secara teknik dan fisik kita sudah sama-sama tahu.
Jadi saya bersama Apri dan pelatih sepakat mentalnya dulu yang dinaikin, itu strateginya," ujar Greys, demikian panggilan akrabnya, dalam jumpa pers yang ditayangkan Champions TV.
Tidak mau terpancing
Faktor penting lainnya, lanjut Greys adalah ketenangan dan kesabaran. "Kami tidak mau terpancing dengan irama permainan mereka juga. Justru kami yang harus membuat mereka terpancing sehingga bikin kesalahan sendiri. Main reli-reli panjang, akhirnya mereka bikin kesalahan," kata Greys yang sempat menderita kram di kaki usai babak perempat final, namun sudah pulih dan tampil prima hari ini.
Ditanya mengenai persiapan mereka berikutnya di babak final, Apri mengungkapkan untuk saat ini adalah pemulihan dulu.
"Kita mau berupaya lagi semaksimal mungkin, kita tidak mau mikirin gimana nanti mainnya dan kita mau istirahat dulu, recovery lagi, masih ada waktu satu hari lagi untuk persiapan," lanjut Apri sambil berharap dukungan yang terus-menerus dari masyarakat Indonesia.
Dalam pernyataan yang dirilis PBSI, baik Greys dan Apri tidak menyangka bisa melangkah jauh ke babak final.
"Saya masih belum percaya (masuk final). Sebelum berangkat saya sempat bilang, saya tidak pernah berpikiran main di Olimpiade secepat ini tapi tiba-tiba sekarang saya ada di final," sahut Apri, yang tampil di Olimpiade Tokyo sebagai debutan.
Dia pun mengungkapkan peran besar Greysia, yang lebih berpengalaman.
"Saya mengucapkan terima kasih untuk Kak Ge (Greysia Polii) yang sudah membawa saya sejauh ini. Saya sempat bilang untuk jangan berhenti dulu, bermainlah dengan saya.
Dari situ saya diyakinkan melalui motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, ketabahannya, dan keinginannya untuk menjadi juara," lanjut pemain usia 23 tahun asal Lawulo, Sulawesi Tenggara tersebut.
Kesan serupa juga dilontarkan Greys. Dari tiga kali mengikuti Olimpiade,, di Tokyo ini lah dia meraih prestasi tertinggi.
"Puji Tuhan. Rasanya luar biasa. Ini Olimpiade ketiga saya dan saya tidak muda lagi. Dua edisi sebelumnya saya gagal dapat medali tapi hari ini saya (dan juga Apri) akhirnya bisa ke final. Menyumbang medali untuk Indonesia," kata Greys usai pertandingan.
"Saya merasa situasi dan kondisi di lapangan benar-benar menguntungkan kami. Kami menang kalah lawan mereka. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang itu. Kami hanya menyiapkan yang terbaik," lanjutnya.
Kaki Greys sempat kram
Ini mengulangi pencapaian luar biasa mereka sebelumnya di babak perempat final. Seperti dilansir laman PBSI, mereka menyudahi perlawanan pasangan China, Du Yue/Li Yin Hui lewat 3 set dengan skor 21-15, 20-22, 21-17 dalam waktu 97 menit.
"Kami merasa emosional setelah pertandingan hari ini. Tapi kami sadar tugas kami belum selesai," ujar Greys.
"Kami bersyukur dengan apa yang sudah kami capai tapi kami mau langsung fokus ke pertandingan selanjutnya. Kunci kemenangan kami tadi adalah bermain sabar untuk tidak terpancing pola permainan mereka," jelas Greys.
Saat pertandingan tersebut berakhir, Greys harus dipapah untuk meninggalkan lapangan pertandingan karena mengalami kram.
Keterangan gambar, Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu usai memenangi pertandingan melawan ganda putri China Due Yue/Li Yin Hui dalam perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Kamis (29/7/2021).
"Ada ketegangan pada otot paha Greys sehingga mengalami kram, sekarang sudah ditangani terapis untuk direcovery. Besok juga ada rest jadi harusnya semua baik-baik saja," papar Eng Hian, sang pelatih, yang dilansir laman badmintonindonesia.org.
Greysia Polii dan Rahayu Apriyani langsung menangis haru begitu dipastikan menyumbang medali emas untuk Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Tampil sebagai non-unggulan, mereka berhasil menundukkan unggulan kedua asal China, Jia Yifan/Chen Qingchen, dalam dua set langsung, 21-19 dan 21-15 dalam pertandigan di Musashino Forest Sports Plaza Tokyo
Ini adalah sejarah baru yang ditorehkan Greys dan Apri, panggilan akrab pasangan ganda putri itu.
Baru kali pertama ada ganda putri Indonesia yang tampil di babak final dan langsung mempersembahkan medali emas sejak badminton dipertandingkan di Olimpiade pada 1992.
Anthony Ginting bakal hadapi pebulutangkis Guatemala untuk rebut medali perunggu
Pesan Candra dan Owi, peraih emas Olimpiade, untuk pemain badminton Indonesia yang berjuang di Tokyo
Sejarah bulu tangkis di Olimpiade: Mengapa Indonesia sulit lahirkan Susy Susanti generasi baru?
Tampil sabar dan konsisten
Dalam final melawan Jia dan Chen yang berlangsung tidak sampai sejam itu, Greys dan Apri tampil sabar dan konsisten.
Mereka memainkan reli-reli panjang sampai akhirnya lawan membuat kesalahan, baik itu menempatkan shuttle cock ke luar lapangan maupun menyangkut di net.
"Kunci kami adalah ketenangan dan kesabaran. Pokoknya kami naikkan mental dulu sebelum pertandingan," ujar Greys, yang juga mengaku mereka jarang main media sosial selama ini.
Begitu pula Apri yang menyatakan mereka harus selalu fokus ke partai berikut setiap kali menang. "Sebelum bertanding kami sudah bahas strategi. Dan yang penting kami tetap jaga pikiran dan ketenangan di lapangan," kata Apri.
Strategi itu juga Greys dan Apri terapkan dalam babak semifinal Sabtu (31/7/2021), saat berhasil mengandaskan ganda andalan Korea Selatan, Lee Soo Hee dan Shin Seung Chan, dalam dua set langsung, 21-19 dan 21-17, selama 71 menit.
Dalam jumpa pers usai pertandingan, Greysia mengungkapkan penguasaan mental atas atmosfer pertandingan menjadi kunci kemenangan. "Karena kita sering bertemu, jadi secara teknik dan fisik kita sudah sama-sama tahu.
Jadi saya bersama Apri dan pelatih sepakat mentalnya dulu yang dinaikin, itu strateginya," ujar Greys, demikian panggilan akrabnya, dalam jumpa pers yang ditayangkan Champions TV.
Tidak mau terpancing
Faktor penting lainnya, lanjut Greys adalah ketenangan dan kesabaran. "Kami tidak mau terpancing dengan irama permainan mereka juga. Justru kami yang harus membuat mereka terpancing sehingga bikin kesalahan sendiri. Main reli-reli panjang, akhirnya mereka bikin kesalahan," kata Greys yang sempat menderita kram di kaki usai babak perempat final, namun sudah pulih dan tampil prima hari ini.
Ditanya mengenai persiapan mereka berikutnya di babak final, Apri mengungkapkan untuk saat ini adalah pemulihan dulu.
"Kita mau berupaya lagi semaksimal mungkin, kita tidak mau mikirin gimana nanti mainnya dan kita mau istirahat dulu, recovery lagi, masih ada waktu satu hari lagi untuk persiapan," lanjut Apri sambil berharap dukungan yang terus-menerus dari masyarakat Indonesia.
Dalam pernyataan yang dirilis PBSI, baik Greys dan Apri tidak menyangka bisa melangkah jauh ke babak final.
"Saya masih belum percaya (masuk final). Sebelum berangkat saya sempat bilang, saya tidak pernah berpikiran main di Olimpiade secepat ini tapi tiba-tiba sekarang saya ada di final," sahut Apri, yang tampil di Olimpiade Tokyo sebagai debutan.
Dia pun mengungkapkan peran besar Greysia, yang lebih berpengalaman.
"Saya mengucapkan terima kasih untuk Kak Ge (Greysia Polii) yang sudah membawa saya sejauh ini. Saya sempat bilang untuk jangan berhenti dulu, bermainlah dengan saya.
Dari situ saya diyakinkan melalui motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, ketabahannya, dan keinginannya untuk menjadi juara," lanjut pemain usia 23 tahun asal Lawulo, Sulawesi Tenggara tersebut.
Kesan serupa juga dilontarkan Greys. Dari tiga kali mengikuti Olimpiade,, di Tokyo ini lah dia meraih prestasi tertinggi.
"Puji Tuhan. Rasanya luar biasa. Ini Olimpiade ketiga saya dan saya tidak muda lagi. Dua edisi sebelumnya saya gagal dapat medali tapi hari ini saya (dan juga Apri) akhirnya bisa ke final. Menyumbang medali untuk Indonesia," kata Greys usai pertandingan.
"Saya merasa situasi dan kondisi di lapangan benar-benar menguntungkan kami. Kami menang kalah lawan mereka. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang itu. Kami hanya menyiapkan yang terbaik," lanjutnya.
Kaki Greys sempat kram
Ini mengulangi pencapaian luar biasa mereka sebelumnya di babak perempat final. Seperti dilansir laman PBSI, mereka menyudahi perlawanan pasangan China, Du Yue/Li Yin Hui lewat 3 set dengan skor 21-15, 20-22, 21-17 dalam waktu 97 menit.
"Kami merasa emosional setelah pertandingan hari ini. Tapi kami sadar tugas kami belum selesai," ujar Greys.
"Kami bersyukur dengan apa yang sudah kami capai tapi kami mau langsung fokus ke pertandingan selanjutnya. Kunci kemenangan kami tadi adalah bermain sabar untuk tidak terpancing pola permainan mereka," jelas Greys.
Saat pertandingan tersebut berakhir, Greys harus dipapah untuk meninggalkan lapangan pertandingan karena mengalami kram.
Keterangan gambar, Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu usai memenangi pertandingan melawan ganda putri China Due Yue/Li Yin Hui dalam perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Kamis (29/7/2021).
"Ada ketegangan pada otot paha Greys sehingga mengalami kram, sekarang sudah ditangani terapis untuk direcovery. Besok juga ada rest jadi harusnya semua baik-baik saja," papar Eng Hian, sang pelatih, yang dilansir laman badmintonindonesia.org.
Editor | : | Tis |
Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Kamis 28 Maret 2024, 22:44 WIB
Sekda Meranti Ajak Seluruh Pihak Serius dan Jaga Konsentrsi Laksanakan Percepatan Penurunan Stunting
Jumat 22 Maret 2024
Ketua DPRD Kepulauan Meranti Berkoordinasi ke Kementerian BUMN
Rabu 20 Maret 2024
Plt Bupati Asmar Safari Ramadan 1445H di Masjid As-Shobirin Desa Bandul Tasik Putri Puyu
Minggu 11 Februari 2024
Camat Sungai Apit Secara Resmi Tutup STQ ke-XII Tahun 2024 Tingkat Kelurahan Sungai Apit
Nasional
Kamis 28 Maret 2024, 22:36 WIB
REZITA MEYLANI YOPI, BUPATI INHU RESMIKAN SPKLU PERTAMA UNTUK MOBIL LISTRIK
Kamis 28 Maret 2024
REZITA MEYLANI YOPI, BUPATI INHU RESMIKAN SPKLU PERTAMA UNTUK MOBIL LISTRIK
Kamis 21 Maret 2024
KPU Rampung Rekapitulasi 38 Provinsi, 8 Partai Lolos Parlemen, PDIP Raih Suara Terbanyak PPP Gagal
Selasa 19 Maret 2024
Pemerintah Kaji Skema Pinjaman Lunak Pendidikan Program Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI)
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Jumat 15 Maret 2024, 10:14 WIB
Awal Ramadan Harga Cabai Merah di Pekanbaru Melambung Tinggi Tembus Rp120 Ribu/Kg
Jumat 15 Maret 2024
Awal Ramadan Harga Cabai Merah di Pekanbaru Melambung Tinggi Tembus Rp120 Ribu/Kg
Jumat 08 Maret 2024
PJ Gubernur Riau, SF Hariyanto Apresiasi Pelaksanaan Rapim TNI-Polri
Sabtu 02 Maret 2024
Sejumlah Ruas Jalan di Pekanbaru Akan Diambil alih Pemerintah Provinsi Riau